Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1 yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, mendapat ancaman pembunuhan yang viral di media sosial. Siapa pelaku dan apa motifnya? Bagaimana reaksi tim pemenangan dan polisi? Simak ulasan berikut ini.
Ancaman Penembakan di TikTok
Pada Kamis (11/1/2024), akun pengguna X @sleepyiysloth mengunggah tangkapan layar yang memperlihatkan komentar di platform TikTok dengan komentar ancaman. Komentar yang ditulis @Rifanariansyah itu bertuliskan ” Izin bapak, nembak kepala anis hukumannya berapa lama ya? “.
Tangkapan layar itu kemudian tersebar di media sosial dan menjadi viral. Banyak netizen yang mengutuk dan melaporkan akun @Rifanariansyah ke pihak berwenang. Akun tersebut juga diketahui sudah dihapus oleh pemiliknya.
Menurut sumber Kompas.com, akun @Rifanariansyah diduga milik seorang remaja berusia 16 tahun yang tinggal di Jakarta. Remaja itu mengaku hanya bercanda dan tidak bermaksud serius. Ia mengatakan tidak mengenal Anies Baswedan secara pribadi dan tidak memiliki afiliasi politik apapun.
Reaksi Tim Pemenangan Anies-Muhaimin
Tim pemenangan nasional pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) tidak menanggapi ancaman pembunuhan itu dengan enteng. Mereka meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengusut dan menindak pihak yang mengancam akan membunuh Anies Baswedan.
“Kami meminta kepada pihak kepolisian melakukan investigasi dan penegakan hukum,” kata Juru Bicara Timnas Amin, Iwan Tarigan, kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2024).
Iwan mengatakan, ancaman pembunuhan itu sangat membahayakan keselamatan Anies Baswedan dan merupakan perbuatan yang sangat berbahaya di saat kontestasi Pemilu 2024 sedang berlangsung.
Iwan juga meminta tim Satuan Tugas (Satgas) pengawalan capres yang sudah dipersiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk lebih meningkatkan keamanan, tetapi tetap humanis agar hal-hal yang sudah menjadi ancaman tidak sampai terjadi.
“Kepada pihak pengawal Bapak Anies Rasyid Baswedan yang sudah dipersiapkan oleh KPU untuk lebih meningkatkan keamanan, tetapi tetap humanis agar hal-hal yang sudah menjadi ancaman tidak sampai terjadi,” kata Iwan.
Selain itu, Iwan juga mengapresiasi respons cepat dari masyarakat yang melaporkan akun pengancam tersebut. Ia berharap, masyarakat tetap menjaga suasana damai dan kondusif menjelang Pemilu 2024.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah melaporkan akun tersebut. Kami berharap, masyarakat tetap menjaga suasana damai dan kondusif menjelang Pemilu 2024,” ujar Iwan.
Langkah Polisi Usut Ancaman Pembunuhan
Polri tidak tinggal diam terkait ancaman pembunuhan terhadap Anies Baswedan. Polri telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus tersebut.
“Polri sudah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ancaman pembunuhan terhadap Anies Baswedan. Tim ini terdiri dari Direktorat Siber Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Jakarta Selatan,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/1/2024).
Rusdi mengatakan, tim khusus ini akan melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap akun pengancam tersebut. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ancaman pembunuhan itu agar tidak menimbulkan keresahan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ancaman pembunuhan itu agar tidak menimbulkan keresahan. Kami juga menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban menjelang Pemilu 2024,” tutur Rusdi.
Rusdi menambahkan, Polri akan memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh capres dan cawapres yang akan bertarung di Pemilu 2024. Ia berharap, Pemilu 2024 dapat berlangsung aman, damai, dan demokratis.
“Polri akan memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh capres dan cawapres yang akan bertarung di Pemilu 2024. Kami berharap, Pemilu 2024 dapat berlangsung aman, damai, dan demokratis,” pungkas Rusdi.
Ancaman Pembunuhan sebagai Bentuk Terorisme
Ancaman pembunuhan terhadap Anies Baswedan tidak bisa dianggap sebagai lelucon atau candaan belaka. Ancaman tersebut merupakan bentuk terorisme yang dapat mengganggu stabilitas nasional.
Demikian dikatakan oleh pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, dalam wawancaranya dengan Kompas.com, Jumat (12/1/2024).
“Ancaman pembunuhan terhadap Anies Baswedan tidak bisa dianggap sebagai lelucon atau candaan belaka. Ancaman tersebut merupakan bentuk terorisme yang dapat mengganggu stabilitas nasional,” kata Boni.
Boni mengatakan, ancaman pembunuhan itu mungkin berasal dari pihak-pihak yang tidak suka dengan Anies Baswedan atau merasa terancam oleh popularitasnya. Ia menilai, ancaman tersebut bertujuan untuk mengintimidasi dan mencederai Anies Baswedan secara fisik maupun psikis.
“Ancaman pembunuhan itu mungkin berasal dari pihak-pihak yang tidak suka dengan Anies Baswedan atau merasa terancam oleh popularitasnya. Ancaman tersebut bertujuan untuk mengintimidasi dan mencederai Anies Baswedan secara fisik maupun psikis,” ujar Boni.
Boni menyarankan, Anies Baswedan tidak perlu takut atau gentar dengan ancaman pembunuhan itu. Ia mengatakan, Anies Baswedan harus tetap fokus pada visi dan misinya sebagai capres nomor urut 1.
“Anies Baswedan tidak perlu takut atau gentar dengan ancaman pembunuhan itu. Anies Baswedan harus tetap fokus pada visi dan misinya sebagai capres nomor urut 1. Anies Baswedan harus tetap berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat,” tutur Boni.
Boni juga mengajak masyarakat untuk mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres yang memiliki integritas, kompetensi, dan kapabilitas untuk memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Mari kita dukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres yang memiliki integritas, kompetensi, dan kapabilitas untuk memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Mari kita pilih Anies-Muhaimin sebagai pemimpin yang peduli dan pro-rakyat,” ajak Boni.
Kesimpulan
Ancaman pembunuhan terhadap Anies Baswedan adalah peristiwa yang sangat serius dan tidak bisa dianggap remeh. Ancaman tersebut merupakan bentuk terorisme yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Tim pemenangan Anies-Muhaimin meminta polisi mengusut dan menindak pelaku ancaman tersebut. Polri telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus tersebut. Anies Baswedan tidak perlu takut atau gentar dengan ancaman tersebut.