jlk – Pengecut. Kata itu sering digunakan untuk menyebut orang-orang yang tidak berani menghadapi tantangan, risiko, atau bahaya.
Orang-orang yang lebih memilih untuk lari, bersembunyi, atau menyerah daripada berjuang, bertahan, atau menang. Orang-orang yang tidak memiliki kehormatan, harga diri, atau integritas.
Tapi, apakah pengecut itu hanya ada di zaman modern? Apakah pengecut itu hanya ada di kalangan orang-orang biasa? Tentu saja tidak.
Sejarah penuh dengan contoh-contoh tindakan pengecut yang dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi pemimpin, pahlawan, atau teladan. Tindakan pengecut yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang-orang yang bergantung, mengikuti, atau menghormati mereka.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa tindakan pengecut yang paling terkenal, terburuk, dan tercela dalam sejarah.
Tindakan pengecut yang menunjukkan betapa rendahnya moral, etika, dan kemanusiaan dari pelakunya. Tindakan pengecut yang membuat kita bertanya-tanya, apa yang ada di pikiran mereka?
1. Nakhoda Kapal Titanic yang Kabur Duluan
Kapal Titanic adalah salah satu keajaiban teknologi pada masanya. Kapal yang dijuluki sebagai “kapal yang tidak bisa tenggelam” itu dibangun dengan biaya yang fantastis, dilengkapi dengan fasilitas yang mewah, dan ditumpangi oleh orang-orang kaya dan terkenal. Namun, pada malam 14 April 1912, kapal itu menabrak gunung es dan mulai tenggelam.
Saat itu, kapal Titanic hanya memiliki 20 sekoci yang hanya cukup untuk menampung sekitar sepertiga dari 2.224 penumpang dan awak kapal. Ini berarti, banyak orang yang harus rela mati kedinginan di lautan Atlantik. Namun, ternyata ada seorang yang tidak mau mengorbankan dirinya demi orang lain. Dia adalah nakhoda kapal Titanic, Edward Smith.
Smith adalah seorang nakhoda yang berpengalaman dan dihormati. Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas keselamatan kapal dan penumpangnya.
Dia adalah orang yang seharusnya menjadi contoh bagi awak kapalnya. Namun, saat kapal Titanic tenggelam, Smith tidak melakukan apa-apa. Dia tidak mengatur evakuasi, tidak memberikan instruksi, tidak memberikan semangat. Dia hanya berdiam diri di jembatan kapal, menunggu ajalnya.
Namun, saat sekoci terakhir akan berangkat, Smith tiba-tiba muncul dan masuk ke dalamnya. Dia meninggalkan kapalnya, awak kapalnya, dan penumpangnya yang masih terjebak di dalam kapal yang tenggelam.
Dia kabur duluan, tanpa peduli dengan nasib orang-orang yang berserah diri padanya. Dia melarikan diri dari tanggung jawabnya, tanpa rasa malu atau penyesalan.
Smith adalah salah satu dari 710 orang yang selamat dari bencana Titanic. Namun, dia juga adalah salah satu dari 1.514 orang yang mati karena pengecut.
Dia mati karena tidak memiliki keberanian, keadilan, atau kemurahan hati. Dia mati karena tidak memiliki kualitas yang seharusnya dimiliki oleh seorang nakhoda.
2. Samurai yang Bunuh Diri karena Takut Mati
Samurai adalah pejuang elit yang menjadi simbol kebudayaan Jepang. Samurai adalah orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk mengabdi kepada tuannya, menghormati kode etik bushido, dan menguasai seni bela diri. Samurai adalah orang-orang yang tidak takut mati, asalkan mati dengan terhormat.
Namun, ada satu hal yang membuat samurai takut mati. Hal itu adalah mati di tangan musuh. Jika seorang samurai ditangkap, disiksa, atau dieksekusi oleh musuh, maka dia akan kehilangan kehormatannya, nama baiknya, dan kesempatannya untuk masuk surga.
Oleh karena itu, banyak samurai yang memilih untuk bunuh diri daripada ditawan oleh musuh. Bunuh diri yang mereka lakukan disebut seppuku.
Seppuku adalah ritual bunuh diri yang dilakukan dengan cara mengiris perut sendiri dengan pedang.
Seppuku dianggap sebagai cara mati yang terhormat bagi samurai, karena menunjukkan keberanian, kesetiaan, dan pengorbanan. Seppuku juga dianggap sebagai cara untuk menebus kesalahan, kegagalan, atau pengkhianatan yang telah dilakukan oleh samurai.
Namun, apakah seppuku benar-benar merupakan tindakan yang mulia dan terpuji? Apakah seppuku benar-benar merupakan tindakan yang berani dan setia? Atau, apakah seppuku sebenarnya merupakan tindakan yang pengecut dan egois?
Jika kita melihat lebih dalam, seppuku adalah tindakan yang melarikan diri dari kenyataan. Seppuku adalah tindakan yang menghindari konsekuensi dari perbuatan sendiri.
Seppuku adalah tindakan yang menolak untuk menghadapi musuh, mengakui kesalahan, atau memperbaiki keadaan. Seppuku adalah tindakan yang tidak peduli dengan orang-orang yang dicintai, ditinggalkan, atau dibela.
3. Pemimpin yang Menyerah Tanpa Perlawanan
Sejarah juga penuh dengan contoh pemimpin yang menyerah tanpa perlawanan. Pemimpin yang lebih memilih untuk menyerahkan negara, rakyat, dan kebebasan mereka daripada berjuang, berkorban, atau mati.
Pemimpin yang lebih memilih untuk menjadi boneka, pengkhianat, atau pengecut daripada menjadi pahlawan, pejuang, atau martir.
Salah satu contoh paling terkenal adalah Philippe Pétain, pemimpin Prancis selama Perang Dunia II. Pada tahun 1940, saat Jerman Nazi menginvasi Prancis, Pétain memilih untuk menyerah dan bekerja sama dengan Hitler daripada melawan.
Dia membentuk pemerintahan Vichy yang pro-Nazi, yang membantu Jerman dalam Holocaust dan penindasan terhadap rakyat Prancis.
Pétain adalah seorang jenderal yang dihormati dan pahlawan perang. Dia adalah orang yang seharusnya melindungi Prancis dan rakyatnya.
Namun, dia memilih untuk menjadi pengecut dan pengkhianat. Dia memilih untuk menjual negara dan rakyatnya demi keselamatan dan kekuasaannya sendiri.
Pétain adalah contoh sempurna dari tindakan pengecut dalam sejarah. Dia adalah bukti bahwa pengecut tidak hanya ada di kalangan orang biasa, tetapi juga di kalangan pemimpin dan pahlawan.
Dia adalah bukti bahwa pengecut tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang-orang yang bergantung, mengikuti, atau menghormati mereka.
Kesimpulan
Jadi, apa tindakan paling pengecut dalam sejarah? Apakah itu nakhoda kapal Titanic yang kabur duluan? Apakah itu samurai yang bunuh diri karena takut mati? Apakah itu pemimpin yang menyerah tanpa perlawanan?
Jawabannya mungkin berbeda-beda tergantung pada sudut pandang, nilai, dan pengetahuan kita. Namun, satu hal yang pasti: pengecut adalah orang-orang yang tidak berani menghadapi tantangan, risiko, atau bahaya.
Pengecut adalah orang-orang yang lebih memilih untuk lari, bersembunyi, atau menyerah daripada berjuang, bertahan, atau menang. Pengecut adalah orang-orang yang tidak memiliki kehormatan, harga diri, atau integritas.
Dan, pengecut adalah orang-orang yang harus kita hindari, lawan, dan kalahkan. Karena, seperti kata pepatah: “Pengecut mati seribu kali, pahlawan mati sekali.”
Demikian Kisanak.