China telah menetapkan target ambisius untuk menguasai pasar mobil listrik dunia. Negeri Tirai Bambu berencana agar penjualan mobil energi baru atau new energy vehicle (NEV) berkontribusi sekitar 45% dari total penjualan pada 2027. Apa motivasi di balik target ini dan bagaimana peluang China untuk mewujudkannya?
Mengapa Mobil Listrik?
Mobil listrik adalah kendaraan yang menggunakan baterai sebagai sumber energi utama, tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca. Mobil listrik dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Battery electric vehicle (BEV), yang hanya menggunakan baterai sebagai sumber energi dan harus diisi ulang secara berkala.
- Plug-in hybrid (PHEV), yang menggunakan baterai dan mesin pembakaran dalam, dan dapat beralih antara keduanya sesuai kebutuhan.
- Fuel cell vehicle (FCV), yang menggunakan baterai dan sel bahan bakar hidrogen, yang menghasilkan listrik dari reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Mobil listrik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan mobil konvensional, antara lain:
- Lebih ramah lingkungan, karena tidak mengeluarkan polusi udara dan suara, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
- Lebih hemat biaya operasional, karena harga listrik lebih murah dan stabil daripada bensin atau solar, serta biaya perawatan lebih rendah.
- Lebih nyaman dan responsif, karena memiliki akselerasi yang cepat dan halus, serta tidak perlu mengoperasikan transmisi.
Mobil listrik juga memiliki beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain:
- Ketersediaan dan kapasitas infrastruktur pengisian, yang masih terbatas dan belum merata di berbagai wilayah.
- Jangkauan dan daya tahan baterai, yang masih lebih rendah daripada mobil konvensional, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan kecepatan.
- Harga dan ketersediaan bahan baku baterai, yang masih relatif mahal dan langka, serta berpotensi menimbulkan masalah lingkungan dan sosial jika tidak dikelola dengan baik.
Bagaimana Target China?
China adalah pasar otomotif terbesar di dunia, dengan penjualan mencapai 25,3 juta unit pada 2020, menurut data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM). Dari jumlah tersebut, sekitar 1,4 juta unit atau 5,4% adalah NEV, yang terdiri dari 1,1 juta unit BEV, 0,2 juta unit PHEV, dan 0,01 juta unit FCV.
China juga adalah produsen NEV terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi mencapai 3,5 juta unit pada 2020, menurut data China Society of Automotive Engineers (CSAE). China memiliki lebih dari 400 perusahaan yang bergerak di bidang NEV, termasuk merek-merek ternama seperti BYD, NIO, Xpeng, Li Auto, dan Tesla.
China telah menetapkan target baru untuk meningkatkan pangsa NEV dalam penjualan mobil domestik menjadi sekitar 45% pada 2027, menurut daftar tujuan lingkungan hidup yang dirilis oleh pemerintah China pada Kamis (11/1/2024). Target ini lebih tinggi daripada target sebelumnya yang ditetapkan pada 2020, yaitu 20% pada 2025, 40% pada 2030, dan 50% pada 2035.
Target ini sejalan dengan komitmen China untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan menjadi netral karbon pada 2060, yang diumumkan oleh Presiden Xi Jinping pada September 2020. China juga ingin menjadi pemimpin global dalam teknologi hijau dan inovasi, serta meningkatkan daya saing industri otomotifnya.
Untuk mencapai target tersebut, China telah memberikan berbagai insentif dan dukungan bagi industri NEV, antara lain:
- Memberikan subsidi dan keringanan pajak bagi pembeli dan produsen NEV, meskipun subsidi akan berangsur-angsur dikurangi hingga 2022.
- Membangun dan memperluas infrastruktur pengisian, dengan target mencapai 4,8 juta titik pengisian pada 2020, termasuk 1 juta stasiun pengisian umum dan 3,8 juta stasiun pengisian pribadi.
- Mendorong standarisasi dan integrasi baterai, dengan mewajibkan produsen NEV untuk menggunakan baterai yang dapat dipertukarkan dan kompatibel, serta membangun platform bersama untuk pengelolaan dan daur ulang baterai.
- Meningkatkan investasi dan kerja sama dalam penelitian dan pengembangan NEV, dengan fokus pada bidang-bidang seperti baterai padat, sel bahan bakar hidrogen, kendaraan otonom, dan konektivitas.
Apa Peluang China?
China memiliki peluang besar untuk mencapai targetnya, mengingat beberapa faktor yang mendukung, antara lain:
- Permintaan pasar yang tinggi, yang didorong oleh kesadaran lingkungan, gaya hidup, dan preferensi konsumen yang semakin bervariasi. Menurut survei yang dilakukan oleh Deloitte pada 2020, sekitar 53% responden di China berencana untuk membeli NEV sebagai kendaraan berikutnya, lebih tinggi daripada rata-rata global sebesar 27%.
- Persaingan industri yang ketat, yang mendorong inovasi dan diferensiasi produk. China memiliki banyak pemain NEV, baik dari produsen mobil konvensional yang beralih ke NEV, maupun dari perusahaan-perusahaan baru yang fokus pada NEV. Mereka saling bersaing untuk menawarkan produk yang lebih berkualitas, efisien, dan menarik, baik dari segi desain, fitur, maupun harga.
- Dukungan pemerintah yang kuat, yang menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan NEV. China memiliki kebijakan dan regulasi yang mendukung industri NEV, baik dari segi insentif, infrastruktur, standarisasi, maupun penelitian dan pengembangan. China juga memiliki visi dan komitmen jangka panjang untuk mencapai tujuan lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, China juga menghadapi beberapa tantangan dan risiko yang harus diwaspadai, antara lain:
- Keterbatasan dan ketidakpastian sumber daya, yang dapat menghambat pasokan dan ketersediaan baterai. China masih bergantung pada impor bahan baku baterai, seperti litium, kobalt, dan nikel, yang memiliki harga dan ketersediaan yang fluktuatif. China juga harus mengatasi masalah lingkungan dan sosial yang timbul akibat penambangan dan pengolahan bahan baku tersebut.
- Persaingan dan proteksionisme global, yang dapat mengancam ekspansi dan ekspor NEV. China menghadapi persaingan yang semakin sengit dari negara-negara lain yang juga mengembangkan industri NEV, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Eropa. China juga harus menghadapi hambatan perdagangan dan politik yang diberlakukan oleh negara-negara tersebut, seperti tarif, kuota, standar, dan sanksi.
- Perubahan dan ketidakpastian permintaan, yang dapat mempengaruhi preferensi dan perilaku konsumen. China harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan ketidakpastian yang terjadi di pasar, baik dari segi teknologi, ekonomi, maupun sosial. China juga harus memperhatikan kebutuhan dan harapan konsumen, baik dari segi kualitas, keamanan, kenyamanan, maupun gaya.
Masa Depan Mobil Listrik di China
Dengan semua tantangan dan peluang yang ada, bagaimana masa depan mobil listrik di China? Berikut adalah beberapa prediksi dan spekulasi yang mungkin terjadi:
- Peningkatan Penjualan NEV: Dengan target ambisius yang telah ditetapkan, penjualan NEV di China diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini didukung oleh peningkatan kesadaran lingkungan, perubahan gaya hidup, dan preferensi konsumen, serta insentif dan dukungan pemerintah.
- Perkembangan Teknologi NEV: Teknologi NEV di China diperkirakan akan terus berkembang dan inovatif, dengan fokus pada peningkatan efisiensi, keandalan, dan kenyamanan, serta pengurangan biaya dan dampak lingkungan. Hal ini didorong oleh persaingan industri yang ketat, investasi dan kerja sama dalam penelitian dan pengembangan, serta standarisasi dan integrasi baterai.
- Ekspansi Pasar NEV: Pasar NEV di China diperkirakan akan terus berkembang dan diversifikasi, dengan penambahan dan diferensiasi produk, layanan, dan segmen. Hal ini didorong oleh permintaan pasar yang tinggi, perubahan dan ketidakpastian permintaan, serta proteksionisme dan persaingan global.
- Pengelolaan Sumber Daya NEV: Sumber daya NEV di China diperkirakan akan terus dikelola dan dioptimalkan, dengan peningkatan pasokan dan ketersediaan baterai, serta pengurangan dan daur ulang limbah. Hal ini didorong oleh keterbatasan dan ketidakpastian sumber daya, kebijakan dan regulasi pemerintah, serta visi dan komitmen jangka panjang.
China memiliki ambisi besar untuk menjadi raja mobil listrik dunia, dengan menetapkan target penjualan NEV sekitar 45% dari total penjualan pada 2027. China memiliki beberapa keunggulan dan peluang untuk mencapai target tersebut, namun juga menghadapi beberapa tantangan dan risiko yang harus diatasi.
China harus mampu memanfaatkan potensi dan mengatasi hambatan yang ada, serta beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang terjadi. Hanya waktu yang akan menentukan apakah China akan berhasil mencapai targetnya dan menjadi raja mobil listrik dunia.