jlk – Menulis adalah salah satu aktivitas yang paling sering dilakukan oleh manusia. Baik untuk keperluan akademik, profesional, maupun pribadi, menulis adalah cara untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Namun, tahukah Anda bahwa menulis tidak selalu menggunakan alat tulis yang canggih seperti sekarang ini? Alat tulis yang kita gunakan sehari-hari, seperti pensil, bolpoin, spidol, hingga PC tablet, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Mari kita simak bersama bagaimana perkembangan alat tulis manusia dari zaman dahulu hingga kini.
Batu Runcing: Alat Tulis Prasejarah
Alat tulis pertama yang digunakan oleh manusia adalah batu runcing, yang disebut juga gurdi. Gurdi adalah kepingan batu yang dihaluskan, yang biasanya dapat pula untuk melubangi kulit binatang.
Gurdi digunakan untuk menggores dinding gua, tempat tinggal manusia prasejarah, sekitar akhir masa Plestosen. Goresan-goresan tersebut merupakan bentuk komunikasi visual yang menunjukkan gambaran kehidupan, kepercayaan, dan seni mereka.
Beberapa contoh goresan gua yang terkenal adalah Gua Lascaux di Prancis, Gua Altamira di Spanyol, dan Gua Leang-Leang di Sulawesi Selatan.
Pena Buluh dan Kuas: Alat Tulis Peradaban Kuno
Pada 3000 SM, penduduk Mesir mulai menggunakan buluh tebal atau bambu kecil sebagai pena. Buluh tersebut diruncingkan ujungnya supaya dapat digunakan menggores lempengan tanah liat.
Dengan pena buluh ini, masyarakat Mesir mengembangkan aksara Hieroglyph, yang terdiri dari gambar-gambar simbolis yang mewakili suara, kata, atau konsep.
Pena buluh ini digunakan pula masyarakat Arab kuno untuk menulis perkamen, yaitu lembaran kulit binatang yang diproses menjadi media tulis.
Selain pena buluh, alat tulis lain yang digunakan pada zaman kuno adalah kuas. Kuas terbuat dari helai rambut, diikat menjadi satu, disertai tangkai.
Sementara tintanya terbuat dari campuran arang pinus, minyak lampu, dan gelatin dari kulit binatang. Kuas mulai digunakan sejak 3000 SM oleh orang-orang Mesir untuk menulis di atas papyrus, yaitu lembaran yang terbuat dari serat tumbuhan papyrus yang dipadatkan.
Kuas juga digunakan oleh bangsa Tiongkok sejak 1200 SM untuk menulis di atas kertas, yang merupakan penemuan mereka.
Kuas menjadi alat tulis yang sangat penting bagi peradaban Tiongkok, karena mereka mengembangkan aksara yang berdasarkan sapuan kuas, yang disebut hanzi.
Quill dan Stylus: Alat Tulis Zaman Klasik
Quill atau alat tulis dari bulu, umumnya bulu angsa atau bulu ayam, dikenal sejak masa Mesir Kuno.
Seorang juru tulis kerajaan di Mesir sekira tahun 3000 SM menggunakan bulu yang dikunyah ujungnya agar membentuk filamen sebagai penahan tinta. Quill kemudian populer di Eropa sejak abad ke-6 M, pertama kali muncul di Sevilla, Spanyol.
Dengan adanya quill, orang-orang Eropa lantas mengubah gaya tulisan jadi lebih kecil. Meski tak praktis karena harus dicelupkan berkali-kali ke dalam tinta, quill tetap dipakai hingga abad ke-19.
Quill banyak digunakan oleh para penulis, seniman, dan tokoh sejarah, seperti Charles Dickens, Leonardo da Vinci, dan Thomas Jefferson.
Stylus adalah alat tulis dari logam yang pertama kali digunakan oleh bangsa Romawi pada 1300 SM.
Stylus digunakan untuk menulis di atas tablet kayu yang dilapisi lilin tipis. Stylus tidak menggunakan tinta, karena tajamnya ujung stylus mampu membentuk tulisan pada lilin.
Ujung atas stylus biasanya lebih lebar, karena digunakan untuk menggosok lilin yang dipakai menghapus tulisan. Stylus juga digunakan untuk menulis di atas lempengan logam, seperti tembaga atau perunggu.
Stylus tradisional menjadi inspirasi bagi alat tulis modern yang digunakan untuk peranti layar sentuh, seperti PC tablet atau smartphone.
Pensil dan Pena: Alat Tulis Zaman Modern
Pensil adalah alat tulis yang mengandung grafit sebagai pigmen. Grafit pertama kali ditemukan pada 1564 di Borrowdale, Inggris, berupa potongan-potongan hitam mengkilap di sekitar akar pohon yang tumbang.
Grafit ternyata dapat digunakan untuk menulis dan menggambar, sehingga mulanya hanya dilekatkan pada sebilah kayu seukuran alat tulis. Pada 1795, seorang ahli kimia Prancis, Nicholas Conté, mematenkan temuannya untuk pembuatan pensil.
Dia mencampur grafit dan tanah liat, lalu membakarnya sebelum diselipkan di antara potongan kayu bercelah. Setelah itu, muncul berbagai inovasi, seperti pengaturan ketebalan hasil tulisan, pensil warna, hingga pensil mekanik yang dapat diisi ulang.
Pena modern adalah perkembangan dari pena bulu, tetapi memiliki ujung logam tajam yang disebut nib. Pena modern juga memiliki selongsong tempat penyimpanan tinta, sehingga tidak perlu dicelupkan ke dalam tinta terus-menerus.
Pena modern pertama kali ditemukan pada 1702, tetapi desainnya tidak praktis. Pada 1884, Lewis Waterman, seorang pialang asuransi, menciptakan pena dengan saluran yang memungkinkan udara dan tinta bergerak secara simultan.
Kemudian, pada 1938, Lazlo dan Biro menyempurnakan prinsip ballpoint, yaitu pena dengan ujung membulat seperti bola yang berguna untuk mengatur pengeluaran tinta.
Pada 1980-an, diciptakan pula roller ball pen, yang menggunakan tinta lebih cair dibandingkan ballpoint biasa.
Spidol dan PC Tablet: Alat Tulis Zaman Kontemporer
Spidol adalah alat tulis yang memiliki berbagai aplikasi, seperti menulis di whiteboard, mewarnai, atau membuat penanda. Spidol pertama kali dipatenkan oleh Lee Newman pada 1910.
Spidol memiliki resapan tinta dan ujung pena dari serat. Tintanya mengandung alkohol, yang dapat menguap jika terpapar udara terus-menerus.
Spidol memiliki berbagai jenis, seperti spidol permanen, spidol non-permanen, spidol beraroma, spidol bercahaya, dan spidol berbentuk krayon.
PC tablet adalah alat tulis yang memanfaatkan teknologi digital untuk menulis di atas layar sentuh. PC tablet pertama kali diperkenalkan oleh Microsoft pada 2000, tetapi tidak begitu populer.
Baru pada 2010, Apple meluncurkan iPad, yang menjadi salah satu produk PC tablet terlaris di dunia. PC tablet biasanya dilengkapi dengan stylus, yaitu alat tulis yang menyerupai pensil atau pena, yang dapat digunakan untuk menulis, menggambar, atau menyentuh layar.
PC tablet memiliki banyak keunggulan, seperti mudah dibawa, dapat menyimpan banyak data, dan dapat dihubungkan dengan internet.
Demikianlah artikel tentang sejarah alat tulis manusia, dari batu runcing hingga PC tablet.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda tentang perkembangan alat tulis yang telah mengalami banyak transformasi seiring dengan kemajuan zaman dan kebutuhan manusia. Terima kasih telah membaca artikel ini.