Dunia dalam Mata Putin: Mengapa AS Dituduh Bermain Ganda?

zajpreneur By zajpreneur
5 Min Read
ICC Buru Dua Jenderal Rusia, Putin Bilang Santuy
ICC Buru Dua Jenderal Rusia, Putin Bilang Santuy

jfid – Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia mengeluarkan kritik pedas terhadap Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang dianggapnya bermain ganda dalam menangani konflik di berbagai belahan dunia.

Dalam pertemuan dengan peserta World Youth Festival, Putin mengecam AS yang seringkali mengambil tindakan sepihak di Irak, Suriah, dan bekas Yugoslavia tanpa mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Kalau mereka punya izin, mengapa negara lain tidak diperbolehkan melindungi kepentingan vital mereka dengan cara yang sama?” tanya Putin dengan nada sinis, seperti dilansir TASS.

Putin juga mempertanyakan sikap Barat yang membenarkan pemboman terhadap Yugoslavia pada tahun 1999. Dia mengatakan bahwa perang adalah sebuah tragedi yang tidak seharusnya terjadi, tetapi kini malah mewabah di banyak tempat.

- Advertisement -

“Ya memang situasinya sulit, banyak masalah dan banyak titik konflik,” kata Putin dengan nada pasrah.

Konflik Rusia-Ukraina: Siapa yang Salah?

Salah satu konflik yang paling memanas adalah antara Rusia dan Ukraina. Hubungan kedua negara memburuk sejak Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan mendukung pemberontak pro-Rusia di Ukraina Timur.

Konflik ini telah menelan ribuan korban jiwa dan mengancam stabilitas kawasan Eropa. AS dan sekutunya mengecam tindakan Rusia dan memberlakukan sanksi ekonomi yang keras.

Namun, Rusia tidak tinggal diam. Putin mengklaim bahwa Rusia hanya membela hak-hak warga Rusia yang tinggal di Krimea dan Ukraina Timur. Dia juga menuduh AS dan NATO mencoba mengintervensi urusan dalam negeri Ukraina dan mengancam keamanan Rusia.

“Kami tidak akan membiarkan mereka menginjak-injak kami. Kami akan mempertahankan kedaulatan dan integritas kami dengan segala cara,” ujar Putin dengan nada tegas.

- Advertisement -

Perang Israel-Palestina: Siapa yang Benar?

Konflik lain yang tidak kalah rumit adalah antara Israel dan Palestina. Kedua belah pihak telah berseteru sejak puluhan tahun lalu, terutama terkait status Yerusalem dan nasib pengungsi Palestina.

Tensi konflik meningkat lagi sejak Oktober 2023, ketika Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, melakukan serangan roket yang menewaskan banyak warga Israel.

Israel membalas dengan melakukan serangan udara yang menghancurkan infrastruktur dan fasilitas sipil di Gaza.

- Advertisement -

AS, yang merupakan sekutu utama Israel, mendukung hak Israel untuk membela diri. Namun, AS juga mengimbau agar Israel menunjukkan “pemeliharaan proporsional” dan menghindari korban sipil.

Sementara itu, Rusia, yang memiliki hubungan baik dengan Palestina, mengecam Israel atas “penggunaan kekerasan yang berlebihan” dan menyerukan gencatan senjata segera. Rusia juga menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam perundingan damai antara Israel dan Palestina.

“Kami siap membantu mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk konflik ini. Kami percaya bahwa dialog adalah satu-satunya jalan keluar,” kata Putin dengan nada diplomatis.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Konflik Dunia?

Dari dua contoh konflik di atas, kita bisa melihat bahwa dunia tidaklah hitam dan putih. Ada banyak sudut pandang, kepentingan, dan nilai yang berbeda-beda di balik setiap konflik.

Oleh karena itu, kita tidak bisa sembarangan menilai siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang baik dan siapa yang jahat. Kita harus mencoba memahami latar belakang, motivasi, dan aspirasi dari setiap pihak yang terlibat.

Kita juga harus menyadari bahwa konflik dunia tidak hanya berdampak pada negara-negara yang bersengketa, tetapi juga pada negara-negara lain yang terkait secara langsung atau tidak langsung.

Konflik dunia bisa menimbulkan krisis kemanusiaan, pengungsi, terorisme, perang dagang, perang nuklir, dan ancaman lainnya.

Karena itu, kita harus berusaha untuk mencegah, mengurangi, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai, adil, dan berdasarkan hukum internasional. Kita harus mengedepankan dialog, kerjasama, dan solidaritas di antara bangsa-bangsa.

Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu dan tidak mengulangi sejarah yang kelam. Kita harus berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih baik, lebih aman, dan lebih sejahtera bagi kita semua.

Share This Article