Harga Emas Hari Ini Bullish, Ekspektasi The Fed Pangkas Suku Bunga Q1/24

Alvin Karunia By Alvin Karunia
6 Min Read
gold, bars, wealth

Harga emas hari ini, Senin (15/1/2024) masih mendapat angin segar dari proyeksi penurunan suku bunga Federal Reserve. Apa yang membuat logam mulia ini begitu menarik bagi investor?

Emas dan Suku Bunga

Emas adalah salah satu aset yang paling sensitif terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, ada hubungan terbalik antara harga emas dan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga emas cenderung turun, dan sebaliknya.

Alasannya adalah karena suku bunga mempengaruhi opportunity cost atau biaya kesempatan memegang emas.

Emas tidak memberikan bunga atau dividen, sehingga memegang emas berarti melewatkan pendapatan dari investasi lain yang memberikan imbal hasil.

- Advertisement -

Ketika suku bunga rendah, opportunity cost memegang emas juga rendah, sehingga emas menjadi lebih menarik bagi investor.

Selain itu, suku bunga rendah juga melemahkan nilai mata uang, terutama dolar AS, yang merupakan mata uang utama dalam perdagangan emas. Dolar AS yang lemah membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

The Fed dan Suku Bunga

The Fed atau Federal Reserve adalah bank sentral Amerika Serikat yang memiliki pengaruh besar terhadap suku bunga global.

The Fed menetapkan suku bunga acuan yang disebut federal funds rate, yaitu suku bunga yang dikenakan bank kepada bank lain untuk pinjaman jangka pendek.

Suku bunga acuan The Fed mempengaruhi suku bunga lainnya, seperti suku bunga deposito, obligasi, hipotek, dan kredit. Suku bunga acuan The Fed juga mempengaruhi ekspektasi inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan permintaan mata uang.

- Advertisement -

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun 2023, dari 0,25% menjadi 0,75%.

Kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk menanggulangi inflasi yang meningkat akibat stimulus fiskal dan moneter yang besar-besaran selama pandemi Covid-19.

Namun, kenaikan suku bunga ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed terlalu agresif dan bisa memicu perlambatan ekonomi.

- Advertisement -

Beberapa indikator ekonomi AS, seperti penjualan ritel, produksi industri, dan penjualan rumah, menunjukkan perlambatan pada akhir tahun 2023.

Oleh karena itu, banyak pelaku pasar yang berharap bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga pada tahun 2024, terutama setelah inflasi inti (yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan) menurun dari 4% pada November 2023 menjadi 3,9% pada Desember 2023.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas The Fed memangkas suku bunga pada Maret 2024 mencapai 74%.

Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, maka ini akan menjadi sentimen positif bagi emas.

Emas dan Prospek 2024

Harga emas spot (XAUUSD) naik US$3,67 sepanjang pekan lalu ke US$2.049,01 per troy ons. Harga emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange juga naik 1,08% menjadi US$2.001,60 per troy ons pada Selasa (2/1/2024) waktu setempat.

Harga emas di dalam negeri juga mengikuti tren kenaikan global. Harga emas Antam di Gerai Antam turun Rp5.000 menjadi Rp1.165.000 per gram pada Senin (15/1/2024), tetapi masih lebih tinggi dari harga akhir tahun 2023 yang Rp1.155.000 per gram. Harga emas Antam di Gerai Pegadaian stagnan di Rp1.160.000 per gram.

Harga emas di tahun 2024 diprediksi akan tetap bullish, seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, pelemahan dolar AS, ketidakpastian geopolitik, dan permintaan emas yang tinggi.

Beberapa analis memperkirakan harga emas bisa mencapai US$2.200 per troy ons pada tahun 2024, didorong oleh faktor-faktor berikut:

  • The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada tahun 2024, yaitu pada Maret dan Juni, untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi.
  • Dolar AS akan melemah terhadap mata uang utama lainnya, seperti euro, yen, dan yuan, seiring dengan defisit anggaran dan perdagangan AS yang besar, serta kebijakan moneter yang longgar.
  • Ketidakpastian geopolitik akan meningkat, terutama terkait dengan konflik di Timur Tengah, ketegangan antara AS dan China, serta pemilihan presiden AS pada November 2024.
  • Permintaan emas akan tinggi, baik dari sektor investasi maupun perhiasan. Investor akan mencari aset safe haven yang tahan terhadap inflasi dan risiko. Sementara itu, permintaan perhiasan akan didorong oleh pertumbuhan pendapatan di negara-negara berkembang, terutama India dan China, serta musim perayaan seperti Imlek, Paskah, dan Lebaran.

Emas adalah salah satu aset yang memiliki daya tarik yang abadi. Emas memiliki nilai intrinsik yang tinggi, tidak tergantung pada pihak lain, dan mudah diperdagangkan.

Emas juga memiliki fungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi, risiko, dan ketidakpastian.

Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi di emas, ada beberapa cara yang bisa dipilih, seperti membeli emas batangan, emas koin, emas perhiasan, reksa dana emas, atau emas digital.

Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada tujuan, preferensi, dan kemampuan Anda.

Namun, yang terpenting adalah Anda harus memahami karakteristik dan risiko dari investasi emas, serta mengikuti perkembangan harga dan berita terkait emas.

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan keuntungan maksimal dari investasi emas Anda.

Share This Article