jlk – Pada Jumat (19/4/2024), ketegangan di Timur Tengah mencapai titik kritis lagi setelah Israel dilaporkan melakukan serangan balasan ke Iran.
Operasi militer ini, yang ditujukan ke Isfahan, kota penting yang juga menjadi markas militer dan fasilitas nuklir Iran, menandai eskalasi konflik antara kedua negara yang telah lama berseteru.
Pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya memberikan informasi kepada sejumlah media besar, termasuk ABC News, CBS News, dan CNN International, mengkonfirmasi bahwa Israel meluncurkan serangan sebagai respons atas serangan Iran yang sebelumnya menghantam kompleks Kedutaan Besar Israel di Damaskus, Suriah.
Sementara Iran telah menegaskan kesiapannya untuk menanggapi tindakan Israel dengan kekuatan yang setara, reaksi internasional terhadap eskalasi konflik ini juga tidak kalah penting.
China, melalui juru bicara Kementerian Luar Negerinya, Lin Jian, menekankan penolakan terhadap tindakan yang memperburuk ketegangan di kawasan.
“China menentang segala tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan dan akan terus memainkan peran konstruktif untuk meredakan situasi,” kata Lin Jian, mengutip AFP.
Situasi yang semakin tegang ini menimbulkan kekhawatiran internasional akan potensi eskalasi lebih lanjut yang dapat mengancam stabilitas regional.
Sejumlah pihak internasional menyerukan dialog sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri spiral kekerasan dan mencapai solusi damai dalam konflik yang telah berlarut-larut ini.
Meskipun demikian, prospek perdamaian tampak semakin jauh dengan kedua belah pihak menunjukkan keteguhan dalam sikap mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, upaya diplomatik yang kuat dan komitmen internasional yang solid menjadi kunci untuk menghindari bencana yang lebih besar di Timur Tengah.