Joe Biden dan Netanyahu: Sebuah Kisah Ironi dalam Politik Internasional

zajpreneur By zajpreneur
3 Min Read

jlk – Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan, “Dengan teman seperti ini, siapa yang butuh musuh?” Mungkin inilah yang dirasakan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, saat melihat aksi-aksi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Netanyahu, seorang pemimpin yang dikenal dengan pendekatannya yang keras terhadap konflik di Gaza, tampaknya telah membuat Biden merasa frustrasi.

Menurut Biden, pendekatan Netanyahu justru lebih banyak menyakiti Israel daripada membantu. Ironisnya, Netanyahu adalah sekutu Amerika Serikat.

Biden, dalam sebuah pernyataan yang cukup berani, mengatakan bahwa Netanyahu seharusnya lebih memperhatikan nyawa tak bersalah yang hilang. “Dalam pandangan saya dia menyakiti Israel dibanding menyelamatkan Israel,” ujar Biden.

- Advertisement -

Bayangkanlah sepak bola sebagai analogi. Netanyahu adalah pemain yang selalu berusaha mencetak gol, tanpa memperhatikan dampak dari aksinya terhadap timnya sendiri.

Sementara itu, Biden adalah pelatih yang berusaha mengarahkan timnya untuk bermain secara kolektif dan efisien.

Namun, dalam dunia politik internasional, tidak ada wasit yang bisa memberikan kartu merah kepada Netanyahu. Biden pun hanya bisa menonton dan berharap Netanyahu akan berubah.

Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein:

“Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cara berpikir yang sama saat kita menciptakannya.” Mungkin inilah yang harus dipahami oleh Netanyahu.

Ada seekor kucing yang selalu mengejar ekornya sendiri. Kucing tersebut berputar-putar tanpa henti, mencoba menangkap ekornya.

- Advertisement -

Namun, setiap kali ia hampir menangkapnya, ekornya itu selalu melarikan diri. Mungkin inilah yang dirasakan oleh Netanyahu. Ia terus mengejar “ekor” yang tak pernah bisa ditangkap, sementara “badannya” sendiri semakin lelah dan terluka.

Biden dan Netanyahu, dua pemimpin dunia dengan pandangan yang berbeda. Satu berusaha untuk menciptakan perdamaian, sementara yang lainnya terus berjuang dengan caranya sendiri. Namun, satu hal yang pasti: politik internasional adalah panggung drama yang penuh dengan ironi.

Dan mungkin, seperti yang dikatakan oleh penulis terkenal, George Orwell:

- Advertisement -

“Dalam zaman penipuan universal, mengatakan kebenaran adalah tindakan revolusioner.” Semoga kebenaran akan selalu menjadi pedoman dalam setiap tindakan politik kita.

Share This Article