Keanekaragaman Tersembunyi Bakteri Pengurai Selulosa dalam Usus Manusia yang Terindustrialisasi

rasyiqi By rasyiqi - Writer, Digital Marketer
4 Min Read
person holding round clear container
Photo by Drew Hays on Unsplash

Bayangkan, di dalam tubuh kita, tepatnya di usus, terdapat sebuah hutan hujan tropis yang penuh kehidupan. Bukan pohon atau binatang yang menjadi penghuni, melainkan bakteri.

Ya, bakteri. Mungkin Anda tidak merasakannya, tapi usus manusia merupakan salah satu ‘titik’ yang penuh dengan keanekaragaman hayati.

Menurut Kementerian Kesehatan, diperkirakan terdapat sekitar 1.000 sampai 1.500 spesies bakteri yang tinggal di dalam usus manusia.

Di antara ribuan spesies bakteri di usus tersebut, terdapat jenis-jenis bakteri baik yang berperan sebagai tentara penjaga kesehatan pencernaan manusia.

- Advertisement -

Bakteri Pengurai Selulosa: Pahlawan Tak Terlihat

Bakteri pengurai selulosa adalah salah satu jenis bakteri yang berperan penting dalam proses pencernaan.

Mereka bertugas mengurai selulosa, senyawa organik yang banyak ditemukan dalam tumbuhan dan serat makanan, menjadi bentuk yang lebih sederhana dan mudah dicerna oleh tubuh manusia.

Namun, apa jadinya jika bakteri pengurai selulosa ini harus beradaptasi dengan lingkungan usus manusia yang terindustrialisasi? Apakah mereka akan tetap bertahan, atau justru akan tergantikan oleh spesies bakteri lain yang lebih adaptif?

Evolusi Bakteri dalam Usus Manusia

Menurut penelitian terbaru, mikroba yang ada di usus manusia ternyata diwariskan dari generasi ke generasi dan berevolusi bersama manusia. Ketika para manusia purba berpindah dari Afrika, mereka membawa serta mikroba usus mereka. Ternyata, mikroba ini juga ikut berevolusi bersama mereka.

Mikrobioma yang berada pada usus manusia terdiri dari ratusan hingga ribuan spesies bakteri dan arkea. Dalam satu spesies mikroba tertentu, galur yang berbeda membawa gen yang berbeda yang dapat mempengaruhi kesehatan dan penyakit yang kita idap.

- Advertisement -

Keanekaragaman Bakteri dalam Usus Manusia yang Terindustrialisasi

Dalam era industrialisasi ini, pola makan manusia mengalami perubahan signifikan. Konsumsi makanan olahan dan cepat saji yang tinggi lemak dan gula, serta rendah serat, menjadi hal yang umum. Perubahan pola makan ini tentunya berdampak pada komposisi bakteri dalam usus manusia.

Namun, meski pola makan manusia berubah, bakteri pengurai selulosa tetap bertahan. Mereka beradaptasi dengan lingkungan baru dan terus menjalankan tugasnya.

Bahkan, beberapa spesies bakteri pengurai selulosa diketahui mampu mengurai selulosa menjadi bentuk yang lebih sederhana meski dalam kondisi lingkungan yang tidak ideal.

- Advertisement -

Kesimpulan

Keanekaragaman bakteri dalam usus manusia adalah hal yang luar biasa. Meski tersembunyi dan tak terlihat oleh mata telanjang, mereka memiliki peran penting dalam kesehatan dan kehidupan kita sehari-hari.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan bakteri dalam usus kita, termasuk bakteri pengurai selulosa, agar dapat berfungsi dengan optimal.

Hargai keberadaan bakteri pengurai selulosa dalam usus kita. Meski tersembunyi, mereka adalah pahlawan sejati yang bekerja tanpa henti untuk kesehatan kita.

Seperti pepatah lama, “tak kenal maka tak sayang”.

Semoga dengan mengetahui lebih banyak tentang bakteri pengurai selulosa, kita bisa lebih menghargai peran mereka dalam kehidupan kita.

Share This Article