jlk – Xinjiang, sebuah wilayah di barat laut China, menjadi sorotan dunia karena dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Uighur, sebagian besar beragama Islam.
Menurut laporan media dan lembaga hak asasi manusia, China telah mendirikan kamp-kamp “reedukasi” yang menampung lebih dari satu juta Uighur, di mana mereka dipaksa untuk meninggalkan identitas budaya dan agama mereka, serta menjalani indoktrinasi ideologi komunis.
Selain itu, China juga dikabarkan melakukan penghancuran masjid, pengawasan ketat, dan kerja paksa terhadap Uighur.
Namun, ironisnya, negara-negara mayoritas Muslim yang seharusnya bersimpati dengan nasib saudara seiman mereka, justru cenderung mendukung atau diam terhadap kebijakan China di Xinjiang.
Bahkan, beberapa negara seperti Arab Saudi, Pakistan, dan Turki, yang dikenal sebagai pelindung umat Islam, malah memuji China sebagai mitra strategis dan sahabat yang baik.
Sementara itu, negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang sering disebut-sebut sebagai musuh Islam, justru mengecam dan mengancam China dengan sanksi dan boikot.