Louis Pasteur vs Antony Bechamp, Anda Percaya yang Mana?

rasyiqi By rasyiqi - Writer, Digital Marketer
9 Min Read
red white and black textile

jlk – Virus Covid-19 memang membunuh, tapi bukan satu-satunya. Sejumlah pemberitaan luar negeri menyebutkan bahwa di Amerika Serikat, sekitar 35% dari kelebihan kematian selama fase awal pandemi tidak secara langsung disebabkan oleh COVID-19. Kalau di negeri dongeng bagaimana?

Selain efek langsung COVID-19 pada tubuh seseorang, virus tersebut juga dapat menyebabkan kematian dengan memperburuk masalah kesehatan yang mendasarinya; sistem kekebalan tubuh melemah saat melawan penyakit.

Artinya, ada yang meninggal karena Covid-19 dan ada yang meninggal dengan Covid-19.

Jika sistem kekebalan tubuh melemah, tanpa covid pun anda pelan-pelan bisa mati. Bunuh diri, misalnya, atau minum janji-janji pejabat. Sistem kekebalan tubuh yang merupakan ciptaan Tuhan tentu tidak perlu diragukan lagi kemampuannya. Belum ada ciptaan manusia yang menandinginya. Kecuali pak Luhut.

- Advertisement -

Sebagai orang awam, seperti saya, tentu boleh dong skeptis, bahwa yang berkembang di dunia medis saat ini didasarkan pada teori Louis Pasteur, yaitu pada teori kuman. Bunyinya begini ‘kuman x menyebabkan penyakit y’. Ini seperti hukum sebab akibat. Virus yang berarti termasuk kuman (germ) seperti virus Corona menyebabkan penyakit Covid-19.

Bagi Louis Pasteur, kuman itu sumber penyakit dan teori ini yang menjadi dasar munculnya kedokteran barat berbasis obat-obatan untuk membunuh kuman tersebut. Hingga 200 tahun kemudian, para ahli kesehatan terus mengabaikan hal ini. Jika kamu sakit, pasti karena kuman, maka kamu harus pakai obat-obatan atau divaksin supaya kuman tersebut mati.

Karena kuman adalah penyebabnya, kuman tersebut harus dibunuh. Teori ini mendorong penggunaan antibiotik dan percobaan dan kekejaman lainnya dalam pengobatan modern. Ibaratkan koruptor adalah virus penyebab penyakit kemiskinan, koruptor harus dibunuh. Sayang, koruptor bukan mikroorganisme.

Bechamp tidak setuju untuk melibatkan mikroorganisme sebagai penyebab penyakit. Penyakit secara praktis merupakan akibat dari pola makan atau cara hidup. Bechamp berpendapat bahwa semua sel memiliki mikrozima yang berfungsi untuk membangun dan mendaur ulang suatu organisme. Bedanya, teori kuman Pasteur melihat penyakit sebagai disebabkan oleh faktor eksternal, sedangkan teori Béchamp menganggap lingkungan internal sebagai faktor yang paling penting.

Kerentanan terhadap penyakit sepenuhnya tergantung kualitas lingkungan internal masing-masing. Ibarat ikan sakit dalam akuarium dan akuarium itu tubuh anda, airnya aja yang dikuras lalu tambahkan nutrisi, bukan dikasih vaksin, diberi obat, disuruh pakai masker.

- Advertisement -

Jadi, ketika homeostasis atau mekanisme otomatis berfungsi secara konstan dan imunitas serta detoksifikasi bekerja dengan baik, maka tubuh anda sehat. Jika tubuh anda sehat, maka ia dapat memerangi segala macam kuman yang masuk.

Oleh karenanya Louis Pasteur sebelum meninggal mengatakan “Germ is nothing, the terrain is everything,”

Anda percaya yang mana, ya terserah anda, yang jelas, alam adalah sumber kesehatan terbaik, seperti matahari pagi atau senyum kekasih. Tubuh anda harus sehat dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat seperti buah-buahan, sayur, susu dan sebagainya.

- Advertisement -

Selain tubuh, pikiran juga harus tetap positif. Ini seperti yang disarankan ilmuwan yang dijuluki the Prince of Doctors (Pangeran Para Dokter), Ibnu Sina, abad pencerahan kala itu, ketika terjadi wabah.

Zaman semakin maju, penyakit baru muncul setiap tahun. Banyak yang belum ada obatnya. Pertanyaannya, kalau penyabab (virusnya) sudah diketahui, kenapa belum ada obatnya?. Jangan-jangan teori kuman itu tidak terbukti, atau masih teori. Jangan-jangan loh ya.

Jangan-jangan, kamu masih jomblo.. pantes banyak virus menempel, bukan pasangan.

Dunia kesehatan hanya berfokus pada menemukan cara untuk membunuh kuman yang terus bermutasi. Maka nggak akan pernah selesai. Habis bermutasi jadi delta, bermutasi zeta, jadi Kappa, oposisi bermutasi jadi koalisi, apa lagi ya?.

Belakangan ini, banyak riset Covid-19 muncul, sayangnya banyak studi diklaim cacat dan dianggap terlalu terburu-buru. Sebab setidaknya butuh waktu bertahun-tahun untuk riset. Bayangkan dalam 14 hari W*O mengklaim sudah memetakan genetik virus Covid-19 dan dalam waktu 1,5 tahun sudah menemukan 11 varian virus baru. Tidak jelas apa sampelnya, bagaimana prosesnya risetnya. Kita percaya gitu aja.

Kalau pembahasan begini disebut mendukung teori konspirasi karena di belakang Louis Pasteur ternyata Rockefeller, anda kebangetan sih. Ceritanya Rockefellerlah yang membiayai Asosiasi Media Amerika dan dia yang mewajibkan teori kuman dipakai di kurikulum sekolah kedokteran. Jadi kebayang kan, kalau kamu sakit, kamu harus merogoh gocek lebih dalam untuk membunuh kuman dengan membeli obat-obatan. Nah itu yang membuat sehat itu mahal.

Industri farmasi tidak ingin anda tahu bagaimana anda dapat menyembuhkan diri anda sendiri. Padahal menurut teori terrain, kuman selalu mencari habitat alaminya yaitu sel yang tidak sehat karena kekurangan nutrisi. Tubuh yang kekurangan nutrisi menyebabkan sel rusak dan koruptor akan party di sel yang rusak tersebut.

Oke deh, kita kesampingkan dulu Rockefeller. Fokus ke Jokowi.

Menurut sejumlah ilmuwan mengatakan virus Corona belum terbukti menular dan berbahaya karena belum ada referensinya. Memang benar banyak orang meninggal, tapi yang kita ragukan adalah faktor x-nya–jika mengacu teori kuman–apakah SARS-CoV-2 benar-benar penyebabnya? sudah sejauh mana risetnya? apakah benar-benar Jokowi yang konon membuat negara ini banyak hutang?

Bahkan sejumlah pemberitaan menyinggung bahwa ilmuwan Indonesia mengaku merasa tidak dilibatkan dalam menangani virus corona. Cek aja beritanya.

Karena belum ada riset ilmiah sebab akibatnya, makanya dikatakan penyakit ini belum ditemukan obat medisnya. Atau jangan-jangan obat tersebut memang tidak diperlukan? cukup vaksin aja untuk menangani pandemi supaya bisnis vaksin meraup keuntungan besar. Impor kan?.

Toh, vaksinasi juga bekerja untuk merangsang respon imun yang akan membuat memori spesifik untuk kuman tertentu. Sel-sel memori itu bertahan di dalam tubuh dan dapat menghasilkan respons yang cepat dan efektif jika tubuh menghadapi kuman.

Lagi-lagi, imun tubuh jadi andalan terakhir. Karya tuhan, tidak akan bisa direkayasa oleh manusia. Banyak yang tidak kita tahu tentang Covid-19 dan tanpa mengurangi rasa hormat kepada tenaga kesehatan, ilmuan, peneliti dan dokter, kita lebih percaya pada pengobatan ala imun dan iman. Saya percaya bahwa semua penyakit itu ada obatnya; imun dan iman.

Wajar jika muncul isu dicoronakan, isu konspirasi elit global isu vaksin berbahaya, isu capres 2024, isu Jokowi king of lip service, ‘isu’ PPKM dan Kita sudah terlalu sering dibohongi pejabat, sudah terlalu sering dikecewakan. Bolehkah kita menjadi manusia merdeka tanpa intervensi, kecuali Tuhan itu sendiri?

Sebenarnya, yang kita takutkan hanya kematian, bukan?, Toh, pejabat juga nggak takut masa depan bangsa ini direbut bangsa lain. Mereka nggak empati pada rakyatnya. Kita dikasi vaksin gratis, tapi impor, uangnya ngutang juga kan, terus masih sempat korupsi lagi. Jahat bener. Kita doakan, jika harus mati, mereka—pejabat negeri dongeng—duluan saja. Saya yakin, imun rakyat miskin lebih kuat dan semakin kuat, walaupun pejabat menyebabkan imun tubuh melemah, tetaplah bahagia, supaya imun tetap terjaga.

Catatan: tulisan di atas, hanya untuk hiburan dan tidak mewakili opini tentang medis. Tulisan ini sebenarnya adalah tulisan lama, saya tulis di sebuah website yang sudah mati.

Topik:
Share This Article