Maldives vs India: Kisah Perseteruan di Balik Pasir Putih dan Laut Biru

Alvin Karunia By Alvin Karunia
6 Min Read

Maldives, negara kepulauan yang terkenal dengan pesona wisatanya, kini tengah berseteru dengan India, negara tetangganya yang juga merupakan mitra dagang dan bantuan terbesarnya. Apa yang menyebabkan hubungan kedua negara ini memburuk? Bagaimana dampaknya bagi pariwisata dan geopolitik di kawasan?

Perseteruan antara Maldives dan India bermula dari sebuah postingan di media sosial X, mantan Twitter, oleh Perdana Menteri India Narendra Modi pada awal Januari 2024. Dalam postingannya, Modi memamerkan foto-foto dirinya sedang berjalan-jalan di pantai dan menyelam di Lakshadweep, sebuah kepulauan India yang menurut pemerintahannya memiliki potensi wisata yang belum tergali.

Postingan ini tampaknya dianggap sebagai upaya untuk menarik wisatawan dari Maldives, yang memiliki pantai berpasir putih dan resor mewah di pulau-pulau kecilnya. Beberapa pejabat tinggi di Maldives pun bereaksi dengan menulis komentar-komentar bernada hinaan terhadap Modi dan India.

Presiden Maldives Mohamed Muizzu, yang dikenal sebagai pendukung China, mengambil langkah tegas dengan menangguhkan tiga wakil menterinya yang terlibat dalam kasus ini. Ia mengatakan bahwa komentar-komentar tersebut tidak mencerminkan kebijakan pemerintahannya.

- Advertisement -

Namun, Muizzu tidak berhenti di situ. Setelah kembali dari kunjungan kenegaraan ke China, negara saingan India di kawasan, ia mengumumkan rencana untuk membebaskan Maldives dari ketergantungan terhadap India dan mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan impor bahan pokok dan obat-obatan bagi rakyatnya.

Saat ini, banyak warga Maldives yang pergi ke rumah sakit di India dan Sri Lanka dalam program kesehatan gratis yang disponsori pemerintah. Selain itu, banyak pula bahan makanan pokok yang diimpor dari India. Muizzu mengatakan bahwa warga Maldives kini juga bisa pergi ke rumah sakit di Thailand dan Uni Emirat Arab dan bahan pokok akan diimpor dari Turki. Ia juga mengatakan bahwa obat-obatan akan diimpor langsung dari produsen di Eropa dan Amerika Serikat.

Muizzu juga menantang dominasi India di sektor pariwisata, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi Maldives. India mengirimkan jumlah wisatawan terbanyak ke Maldives pada tahun lalu dengan pangsa 11%. Namun, Muizzu mengatakan bahwa China pernah mengirimkan lebih banyak wisatawan sebelum pandemi dan langkah-langkah akan diambil untuk menggandakan jumlah tersebut.

Tidak hanya itu, Muizzu juga menuntut agar personel militer India yang ditempatkan di Maldives ditarik kembali paling lambat pada 15 Maret 2024. Ia mengusulkan hal ini dalam pertemuan dengan pejabat Kedutaan Besar India di Maldives dan pejabat India lainnya yang berkunjung. Ia mengatakan bahwa ukuran kecil negaranya bukanlah lisensi bagi siapa pun untuk menggertak Maldives.

Keputusan Muizzu ini menuai reaksi keras dari India, yang menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap hubungan persahabatan dan kerjasama yang telah terjalin selama puluhan tahun. India telah memberikan bantuan ekonomi, teknis, dan militer kepada Maldives dalam berbagai bidang, termasuk pembangunan infrastruktur, penanggulangan bencana, dan pertahanan.

- Advertisement -

India juga mengirimkan pasukan militer ke Maldives pada tahun 1988 untuk menggagalkan upaya kudeta yang didukung oleh tentara bayaran asal Sri Lanka. Selain itu, India juga memberikan bantuan medis dan vaksin COVID-19 kepada Maldives selama pandemi.

India menilai bahwa tindakan Muizzu ini dipengaruhi oleh China, yang berusaha meningkatkan pengaruhnya di Maldives sebagai bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI), yang bertujuan untuk membangun jaringan infrastruktur dan perdagangan di sepanjang jalur sutra kuno.

China telah memberikan pinjaman dan investasi besar-besaran kepada Maldives untuk membiayai proyek-proyek pembangunan, seperti bandara, jembatan, dan resor. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang utang yang tidak bisa dibayar oleh Maldives, yang bisa membuatnya terjebak dalam perangkap utang China.

- Advertisement -

Maldives juga memiliki posisi strategis di Lautan Hindia, yang merupakan jalur pelayaran penting antara Timur dan Barat. India menganggap kawasan ini sebagai wilayah kepentingannya dan tidak ingin China mengancam keamanan dan stabilitasnya.

Perseteruan antara Maldives dan India ini berpotensi memicu ketegangan dan konflik di kawasan, yang juga melibatkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Indonesia. Negara-negara ini memiliki kepentingan untuk menjaga perdamaian dan kerjasama di Lautan Hindia, yang merupakan sumber daya alam, perdagangan, dan keamanan bagi mereka.

Bagaimana nasib pariwisata Maldives di tengah perseteruan ini? Apakah wisatawan akan beralih ke destinasi lain yang lebih aman dan ramah? Bagaimana dampaknya bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat Maldives? Bagaimana cara menyelesaikan perselisihan ini secara damai dan mengembalikan hubungan baik antara kedua negara? Pertanyaan-pertanyaan ini masih terbuka dan menanti jawaban di masa depan.

Share This Article