Microsoft, Sang Raja Baru di Dunia Teknologi

Alvin Karunia By Alvin Karunia
6 Min Read
nokia, lumia, microsoft
Photo by Firmbee on Pixabay

Perusahaan raksasa perangkat lunak ini berhasil mengalahkan Apple dalam persaingan nilai pasar, berkat inovasi dan pertumbuhan di bidang kecerdasan buatan.

Microsoft Corp. (MSFT.O) kini menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia, setelah menyalip Apple Inc. (AAPL.O) yang sebelumnya memegang gelar tersebut selama dua tahun.

Pada Jumat (12/1/2024), saham Microsoft naik 1% menjadi US$388,47, diakhiri dengan penilaian pasar sebesar $2,89 triliun.

Sementara itu, saham Apple naik 0,2% dan ditutup dengan kapitalisasi pasar US$2,87 triliun. Ini adalah pertama kalinya sejak November 2021 Microsoft menutup dengan nilai lebih tinggi dari Apple.

- Advertisement -

Bagaimana Microsoft bisa mengungguli Apple, perusahaan yang dikenal sebagai pembuat iPhone, iPad, Mac, dan berbagai produk ikonik lainnya?

Apa rahasia di balik kesuksesan Microsoft, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada tahun 1975?

Jawabannya terletak pada inovasi dan pertumbuhan yang ditunjukkan oleh Microsoft di bidang kecerdasan buatan (AI). Microsoft telah mengintegrasikan AI ke dalam berbagai lini produk dan layanannya, mulai dari Microsoft 365, Azure, Bing, hingga Xbox.

Microsoft juga memiliki peta jalan yang lebih jelas mengenai AI, dibandingkan dengan Apple yang cenderung tertutup dan konservatif.

Salah satu contoh inovasi AI yang dilakukan oleh Microsoft adalah Copilot, sebuah fitur yang membantu pengguna Microsoft 365 untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dengan lebih cepat dan mudah.

- Advertisement -

Copilot menggunakan AI untuk memberikan saran, ide, dan solusi yang relevan dengan konteks dan tujuan pengguna. Misalnya, Copilot bisa membantu pengguna untuk membuat presentasi, menulis email, mengatur jadwal, hingga menganalisis data.

Copilot diluncurkan pada Juni 2023 dan langsung mendapat sambutan positif dari para pengguna. Menurut data yang dirilis oleh Microsoft, Copilot telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna aktif per bulan, dan telah membantu mereka menghemat lebih dari 1 miliar jam kerja.

Copilot juga telah meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kepuasan pengguna secara signifikan.

- Advertisement -

Sementara itu, Apple tampaknya kurang berinovasi di bidang AI. Meskipun Apple memiliki produk AI seperti Siri, Face ID, dan Animoji, namun produk-produk tersebut tidak terlalu menonjol dan tidak memberikan nilai tambah yang besar bagi pengguna.

Selain itu, Apple juga menghadapi masalah terkait permintaan produknya, terutama iPhone, yang mengalami penurunan akibat persaingan ketat dan pasar yang jenuh.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, penjualan iPhone 15, yang diluncurkan pada September 2023, hanya mencapai 62 juta unit pada kuartal pertama 2024, turun 18% dari tahun sebelumnya.

Penjualan iPhone juga terpukul oleh krisis chip global, yang mengganggu rantai pasokan dan meningkatkan biaya produksi. Selain itu, Apple juga menghadapi tantangan di pasar China, yang merupakan pasar terbesar kedua bagi perusahaan tersebut.

Apple harus bersaing dengan merek-merek lokal seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo, yang menawarkan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

Akibatnya, nilai saham Apple terus menurun sejak awal 2024. Apple telah kehilangan sekitar US$162 miliar dari kapitalisasi pasarnya, dan telah terkena setidaknya tiga kali penurunan peringkat analis.

Kondisi ini membuat Apple semakin tertinggal dari Microsoft, yang terus menunjukkan pertumbuhan yang solid dan stabil.

Menurut analis David Katz dari Matrix Asset Advisors, Microsoft memiliki prospek yang lebih cerah dalam jangka panjang, karena mampu memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh revolusi AI.

Katz memperkirakan bahwa target harga rata-rata analis untuk Microsoft setara dengan kenaikan sekitar 8% selama 12 bulan mendatang, sedikit di atas potensi pengembalian Apple.

Keuntungan sebesar itu akan membuat Microsoft mencapai valuasi pasar sebesar US$3 triliun, sebuah angka yang belum pernah dicapai oleh perusahaan manapun sebelumnya.

Meskipun demikian, Microsoft dan Apple masih menjadi saham terbesar di S&P 500 sejauh ini, keduanya menyumbang sekitar 14% dari keseluruhan indeks.

Hanya sedikit perusahaan lain yang mendekati ukuran mereka. Misalnya, perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco dengan nilai valuasi di atas US$2 triliun, sementara Alphabet Inc. (GOOGL.O), Amazon.com Inc. (AMZN.O), dan Nvidia Corp. (NVDA.O) bernilai di atas $1 triliun.

Microsoft dan Apple juga masih memiliki banyak loyalis dan penggemar yang setia, yang tidak mudah beralih ke produk atau layanan lain.

Kedua perusahaan ini juga terus berinvestasi dan berinovasi di bidang-bidang baru, seperti cloud computing, streaming, gaming, dan kesehatan. Oleh karena itu, persaingan antara Microsoft dan Apple masih akan berlangsung sengit dan menarik untuk disimak.

Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang Anda butuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.

Share This Article