Nepokrasi: Indonesia di Persimpangan Jalan

Alvin Karunia By Alvin Karunia
3 Min Read
Nepokrasi: Indonesia di Persimpangan Jalan
Nepokrasi: Indonesia di Persimpangan Jalan

jlk – Indonesia, sebuah negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman, sedang berada di ambang perubahan besar. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan kemunduran demokrasi yang dibajak oleh nepotisme. 

Pada dasarnya, ini adalah monarki berbasis keturunan dan kroni1. Sebuah fenomena yang disebut “Nepokrasi”.

Sejarawan Yunani kuno, Polybios, mengajarkan kita bahwa pemerintahan sesungguhnya merupakan suatu siklus. 

- Advertisement -

Mulai dari monarki, tirani, aristokrasi, oligarki, demokrasi, hingga oklokrasi. 

Setiap bentuk pemerintahan memiliki kelemahan dan kekuatan sendiri, dan setiap bentuk pemerintahan dapat berubah menjadi bentuk lainnya dalam siklus ini.

Ketika kekuasaan berpindah dari tangan rakyat ke tangan segelintir orang yang memiliki hubungan darah atau kepentingan dengan pemimpin? Inilah yang kita sebut sebagai Nepokrasi.

Nepokrasi, seperti monarki, berbasis pada keturunan dan kroni.

Namun, berbeda dengan monarki, nepokrasi tidak selalu melibatkan transfer kekuasaan langsung dari orang tua ke anak. 

- Advertisement -

Sebaliknya, nepokrasi dapat melibatkan transfer kekuasaan kepada individu atau kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan pemimpin, baik itu hubungan darah, perkawinan, atau kepentingan politik.

Indonesia, seperti banyak negara lain, tidak kebal terhadap nepokrasi. 

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bagaimana nepotisme dan korupsi merajalela, menggerogoti fondasi demokrasi kita.

- Advertisement -

Sebagai bangsa, kita memiliki kekuatan untuk mengubah arah negara kita. Kita memiliki kekuatan untuk memutus siklus nepokrasi dan kembali ke jalur demokrasi.

Pemilu 2024 akan menjadi momentum konsolidasi demokrasi. 

Ini adalah kesempatan kita untuk memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat, bukan kepentingan mereka sendiri atau kelompok mereka.

Namun, perubahan ini tidak akan terjadi dengan sendirinya. Kita perlu berjuang untuk itu.

Kita perlu memastikan bahwa suara kita didengar dan bahwa pemimpin kita bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Indonesia berada di persimpangan jalan. Kita bisa membiarkan nepokrasi merajalela, atau kita bisa berjuang untuk demokrasi. Pilihan ada di tangan kita.

Mari kita gunakan hak pilih kita dengan bijak di Pemilu 2024 dan memastikan bahwa Indonesia kembali ke jalur demokrasi.

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang topik ini, kita dapat membantu mewujudkan perubahan yang kita inginkan.

Dengan demikian, kita dapat membantu mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan lebih adil.

Mari kita berjuang bersama untuk Indonesia yang lebih baik. Mari kita berjuang untuk demokrasi. Mari kita berjuang melawan nepokrasi.

Share This Article