Malang, kota yang terkenal dengan udara sejuk dan wisata alamnya, kini mulai menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu buktinya adalah meningkatnya minat masyarakat Malang terhadap mobil listrik, kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat biaya operasional.
Penjualan mobil listrik di Malang diproyeksikan moncer tahun ini dengan adanya kebijakan insentif dari pemerintah yang menetapkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hanya 1% karena sisanya 10% ditanggung pemerintah. Kebijakan ini berlaku untuk mobil listrik dengan kapasitas baterai di bawah 7 kWh.
Direktur PT Putra Perdana Indoniaga, Distributor Wuling Jatim, Yudi Irawan Wijaya, mengatakan seperti mobil listrik Wuling, tahun ini ditargetkan penjualan mobil di Malang meningkat 300% menjadi 40 unit/bulan dari sebelumnya 10 unit/bulan.
“Selain faktor insentif dari pemerintah berupa PPnBM sebesar 10% ditanggung pemerintah, yang juga mendongkrak penjualan mobil listrik Wuling adalah dengan diluncurkannya seri baru, BinguoEV,” ujarnya di sela-sela peluncuran Wuling BinguoEV di Malang, Sabtu (13/1/2024).
Mobil Listrik, Solusi Masa Depan
Mobil listrik merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Mobil listrik tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Selain itu, mobil listrik juga memiliki keunggulan dari sisi biaya operasional. Menurut Yudi, penggunaan listrik selain pro-terhadap lingkungan juga dari sisi biaya operasional relatif kompetitif karena tidak perlu membeli bahan bakar minyak (BBM) maupun oli dan lainnya.
“Biaya operasional mobil listrik hanya sekitar Rp200 per kilometer, sedangkan mobil berbahan bakar fosil bisa mencapai Rp1.000 per kilometer,” katanya.
Dengan adanya insentif dari pemerintah tersebut, dia meyakinkan, harga mobil listrik menjadi lebih kompetitif bila dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Misalnya, harga Wuling BinguoEV yang merupakan mobil listrik dengan model hatchback dan sporty, berkisar antara Rp249 juta hingga Rp279 juta.
“Harga ini setara dengan mobil berbahan bakar fosil dengan kapasitas mesin 1.500 cc,” ujarnya.
Wuling BinguoEV, Mobil Listrik Serba Bisa
Wuling BinguoEV merupakan mobil listrik terbaru dari Wuling yang diluncurkan pada November 2023. Mobil ini memiliki desain yang modern, dinamis, dan futuristik, dengan lampu depan LED, grille depan berbentuk hexagonal, dan spoiler belakang.
Mobil ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, seperti smart keyless entry, push start button, sunroof, wireless charging, head unit touchscreen 10,25 inci, dan kamera 360 derajat.
Dari sisi performa, mobil ini menggunakan motor listrik dengan daya maksimal 120 kW dan torsi maksimal 250 Nm. Mobil ini juga memiliki dua pilihan kapasitas baterai, yaitu long range dengan jarak tempuh hingga 333 km dan premium range dengan jarak tempuh hingga 410 km.
“Kelebihan lain dari mobil ini adalah lifetime warranty untuk baterai, motor, dan inverter. Jadi, konsumen tidak perlu khawatir dengan kualitas dan ketahanan komponen-komponen utama mobil listrik ini,” ujar Yudi.
Antusiasme Masyarakat Malang
Yudi mengaku optimistis dengan target penjualan mobil listrik di Malang. Indikasinya, sekarang saja angka pemesanan BinguoEV yang dibuka sejak November 2023 sudah mencapai 100 unit dan baru dapat dipenuhi baru sebanyak 20 unit.
Secara nasional, pemesanan BinguoEV selama satu bulan mencapai 3.000 unit, sama dengan angka pemesanan seluruh mobil Wuling selama satu bulan.
“Mudah-mudahan produksi dapat digenjot sehingga daftar tunggu tidak terlalu lama. Saya harap dalam tempo dua bulan, produksi sudah mampu digenjot sehingga dapat memenuhi permintaan pasar,” ujarnya.
Dengan adanya insentif berupa PPnBM 10% ditanggung pemerintah, dia optimistis, dapat mendongkrak penjualan mobil di tengah tren melesunya penjualan bersamaan dengan memasuki tahun politik.
Terkait segmentasi Wuling BinguoEV, menurut Yudi, lebih menyasar kalangan keluarga muda serta kalangan usia muda. Dengan model hatchback dan sporty, mobil ini pas untuk kalangan muda.
Dia optimistis, keberadaan mobil listrik Wuling seri baru tersebut tidak mengganggu pasar mobil listrik Wuling seri sebelumnya, Air-ev, karena masing-masing mempunyai pasar tersendiri.
Menurut dia, konsumen mempunyai preferensi tersendiri terhadap mobil listrik, yakni Air-ev sebagai city car, sedangkan Binguo cocok untuk kegiatan antar-kota.
Salah satu konsumen yang tertarik dengan mobil listrik Wuling adalah Rizky, seorang pegawai swasta di Malang. Dia mengaku tertarik dengan Wuling BinguoEV karena desainnya yang menarik dan fitur-fiturnya yang lengkap.
“Saya suka dengan mobil ini karena tampak sporty dan modern. Fitur-fiturnya juga canggih, seperti sunroof, wireless charging, dan kamera 360 derajat. Saya juga tertarik dengan jaminan seumur hidup untuk baterai, motor, dan inverter,” katanya.
Rizky mengatakan, dia sudah memesan Wuling BinguoEV sejak Desember 2023 dan berharap bisa segera mendapatkannya. Dia mengaku tidak khawatir dengan ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Malang.
“Saya lihat di Malang sudah ada beberapa SPKLU, seperti di Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Malang Town Square. Selain itu, saya juga bisa mengisi daya di rumah dengan colokan biasa. Jadi, saya rasa tidak ada masalah dengan mobilitas saya,” ujarnya.
Rizky berharap, dengan menggunakan mobil listrik, dia bisa berkontribusi untuk menjaga lingkungan dan menghemat pengeluaran. Dia juga berharap, pemerintah bisa memberikan dukungan lebih untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia.
“Saya kira, mobil listrik adalah masa depan. Saya berharap, pemerintah bisa memberikan fasilitas dan insentif lebih untuk pengembangan mobil listrik, seperti menyediakan SPKLU yang lebih banyak, memberikan subsidi listrik, dan memberikan kemudahan perizinan,” ujarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang Anda butuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.