China dan Supermind: AI yang Lebih Cerdas dari 130 Juta Ilmuwan

zajpreneur By zajpreneur
4 Min Read
a robot that is standing in the water

jlk – China, negara yang dikenal sebagai salah satu raksasa teknologi dunia, kembali membuat gebrakan dengan membangun platform berbasis AI bernama Supermind.

Platform ini diklaim mampu melacak dan mempelajari penelitian ratusan juta ilmuwan di seluruh dunia, serta menawarkan 300 juta makalah penelitian sains dan teknologi global, 120 juta paten, dan 130 juta ilmuwan berbakat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan terobosan teknologi di sektor industri dan militer.

Supermind, yang dibiayai oleh pemerintah China, masih dalam proses konstruksi sejak tahun lalu di pusat informasi dan intelijen anyar yang berlokasi di daerah hub teknologi Shenzhen.

Pemerintah Daerah Shenzhen menggelontorkan investasi senilai US$280 juta untuk proyek ini, yang setara dengan harga 560 juta mie ayam.

- Advertisement -

Namun, tidak seperti mie ayam yang dapat dinikmati oleh siapa saja, hanya orang-orang dengan alamat IP Shenzhen yang dapat mengakses platform Supermind.

Platform ini merupakan langkah penting China dalam memenangkan kompetisi penciptaan teknologi mutakhir seperti AI, quantum computing, dan semikonduktor, yang dinilai bakal menentukan keseimbangan kekuatan internasional pada masa mendatang oleh banyak analis geopolitik dan ahli teknologi.

Dengan Supermind, China dapat mengintip dan menggali pengetahuan dari ilmuwan-ilmuwan hebat di seluruh dunia, tanpa harus repot-repot membaca makalah mereka satu per satu.

Supermind juga dapat memberikan rekomendasi dan saran yang relevan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan China.

Supermind, yang memiliki kecerdasan setara dengan 130 juta ilmuwan, tentu bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Platform ini dapat menjadi ancaman bagi negara-negara lain yang khawatir akan keunggulan China dalam bidang teknologi.

- Advertisement -

Apalagi, China juga telah berhasil meluncurkan satelit orbit tinggi pertamanya untuk menyediakan layanan internet di dalam negeri, termasuk beberapa wilayah sekitar mereka, sebagai bagian dari ambisi Belt and Road Initiative (B&R) atau yang lebih dikenal sebagai jalur sutra baru.

Satelit ini mengorbit sedikit lebih tinggi dari satelit orbit bumi rendah (LEO) milik Elon Musk dan Amerika Serikat, yang berarti dapat mengirim dan menerima sinyal lebih cepat dan lebih stabil.

Namun, tidak semua orang terpesona oleh Supermind. Beberapa kritikus menilai bahwa platform ini dapat menimbulkan masalah etika dan moral, terutama terkait dengan hak cipta dan privasi dari ilmuwan-ilmuwan yang penelitiannya diambil oleh Supermind.

- Advertisement -

Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa platform ini dapat disalahgunakan oleh pemerintah China untuk tujuan propaganda, sensor, atau bahkan spionase.

Tidak heran, beberapa negara, seperti Amerika Serikat, telah memberlakukan sanksi kepada beberapa perusahaan teknologi China, seperti Huawei, ZTE, dan Tencent, karena alasan keamanan nasional dan hak asasi manusia (HAM).

Supermind, yang merupakan hasil dari kemajuan teknologi dan inovasi China, tentu memiliki potensi yang besar untuk membawa manfaat bagi umat manusia.

Namun, seperti halnya teknologi lainnya, Supermind juga memiliki risiko dan tantangan yang harus dihadapi dengan bijak dan bertanggung jawab.

Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, “Teknologi tanpa hati adalah seperti pisau tanpa pegangan. Ia dapat melukai tangan yang memegangnya.

Share This Article