Israel Serang Balik Iran, China Minta Redakan Ketegangan

Alvin Karunia By Alvin Karunia
2 Min Read

jlk – Pada Jumat, 19 April 2024, China menyatakan komitmennya untuk memainkan peran konstruktif dalam meredakan situasi yang semakin tegang di Timur Tengah.

Pernyataan ini muncul menyusul laporan tentang serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Iran sebagai aksi balasan atas insiden sebelumnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan penolakan terhadap segala tindakan yang memperburuk ketegangan.

“China menentang segala tindakan yang semakin meningkatkan ketegangan dan akan terus memainkan peran konstruktif untuk meredakan situasi,” kata Lin Jian seperti yang dilaporkan oleh AFP.

- Advertisement -

Sebelumnya, seorang pejabat Amerika Serikat telah memberikan informasi kepada beberapa media besar, termasuk ABC News, CBS News, dan CNN International, bahwa Israel telah meluncurkan serangan balasan ke Iran.

Serangan tersebut diarahkan ke Isfahan, sebuah kota penting yang menjadi markas militer dan lokasi fasilitas nuklir Iran.

Aksi militer Israel ini diduga sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh Iran ke Israel.

Sebelumnya, Iran telah menyatakan bahwa serangan mereka merupakan balasan atas serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap kompleks Kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada awal bulan April.

Pemerintah China, melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi, dengan tegas mengutuk serangan terhadap gedung konsulat Iran dan menyatakan penolakan terhadap tindakan tersebut.

- Advertisement -

Wang Yi menekankan pentingnya menghormati hukum internasional dan menegaskan bahwa China tidak akan menerima pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

“Diyakini bahwa Iran dapat menangani situasi ini dengan baik dan menghindari kekacauan lebih lanjut di kawasan sambil menjaga kedaulatan dan martabatnya sendiri,” ujar Wang Yi mengutip Xinhua.

Sementara China berupaya untuk meredakan ketegangan di kawasan, keprihatinan atas eskalasi konflik antara Israel dan Iran tetap menjadi fokus internasional.

- Advertisement -

Harapan terbesar saat ini adalah agar kedua belah pihak dapat menahan diri dan mencari solusi diplomatik untuk menghindari potensi konflik yang lebih luas.

Sumber: CNBC

Share This Article