‘Newton’ 15 Tahun dari Gaza yang Mengubah Angin Jadi Listrik

rasyiqi By rasyiqi - Writer, Digital Marketer
3 Min Read

jlk – Di tengah kegelapan malam yang menyelimuti kamp pengungsian Rafah, Jalur Gaza selatan, sebuah sinar terang muncul, membawa harapan dan kegembiraan.

Sumber cahaya itu bukanlah lampu biasa, melainkan hasil karya seorang remaja berusia 15 tahun, Hussam Al-Attar, yang dijuluki ‘Newton dari Gaza’.

Dari Kegelapan ke Cahaya

Hussam dan keluarganya terpaksa mengungsi akibat serangan Israel. Mereka meninggalkan rumah mereka di Beit Lahia dan berjalan kaki menuju Khan Yunis, hingga akhirnya tiba di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir. Di sana, mereka mendirikan tenda sebagai tempat tinggal sementara.

Namun, kehidupan di pengungsian bukanlah hal yang mudah. Selain harus beradaptasi dengan kondisi baru, mereka juga harus berjuang melawan kegelapan malam. Listrik diputus, dan tidak ada sumber energi untuk menerangi tenda-tenda para pengungsi.

- Advertisement -

Melihat keponakan kembarnya yang merasa kesepian dalam kegelapan, Hussam merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. “Saya melihat keponakan kembar saya dan hanya melihat ketakutan di mata mereka. Mereka merasa kesepian dalam kegelapan di dalam tenda. Jadi saya pikir… Bawalah kegembiraan bagi mereka, dan terangi tempat ini,” kata Hussam.

Inovasi dari Barang Bekas

Dengan semangat yang membara, Hussam mulai merakit kipas angin tua menjadi turbin angin. Ia mengubah energi kinetik dari tenaga angin menjadi energi listrik. Proses ini tentu saja tidak mudah. Hussam harus mencoba tiga kali sebelum akhirnya berhasil.

Turbin angin itu kemudian dipasang di salah satu tiang besi di dalam kamp. Ketika angin bertiup, turbin berputar dan menghasilkan listrik. Meski hanya bisa menyala sesekali, namun keberhasilan Hussam ini menjadi titik terang di tengah kegelapan.

Harapan untuk Masa Depan

Meski proyeknya sudah berhasil, Hussam tidak berhenti di situ. Ia berharap bisa mendapatkan pasokan untuk mengembangkan proyek tersebut, khususnya baterai, yang memungkinkannya menyimpan energi dan menggunakannya pada saat tidak ada angin.

Hussam mencatat bahwa sebelum pecahnya perang, ia mampu membuat lampu bawah air dan ritsleting pengaman untuk penutupan pintu nirkabel, selain kipas angin untuk mendinginkan suasana musim panas. Dengan semangat dan kreativitasnya, tidak ada yang bisa menghalangi Hussam untuk terus berinovasi.

- Advertisement -

Kisah Hussam adalah bukti bahwa meski dalam kondisi yang sulit, semangat untuk berinovasi dan berbuat baik bagi orang lain tidak akan pernah padam. Seperti kata pepatah, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Atau dalam hal ini, di mana ada angin, di situ ada cahaya.

Share This Article