Skandal Mesin Diesel Toyota: Fortuner Buatan Indonesia Jadi Korban

Yudha Cilaros By Yudha Cilaros
8 Min Read
Skandal Mesin Diesel Toyota: Fortuner Buatan Indonesia Jadi Korban
Skandal Mesin Diesel Toyota: Fortuner Buatan Indonesia Jadi Korban

Toyota, salah satu produsen mobil terbesar di dunia, baru-baru ini tersandung skandal yang cukup memalukan. Ternyata, beberapa mesin diesel yang diproduksi oleh anak usahanya, Toyota Industries Corporation (TICO), tidak lolos uji sertifikasi di Jepang. Akibatnya, Toyota harus menghentikan sementara pengiriman sejumlah mobil yang menggunakan mesin diesel bermasalah tersebut, termasuk Toyota Fortuner buatan Indonesia.

Fortuner, SUV andalan Toyota di Indonesia, menjadi salah satu model yang terdampak dari skandal ini. Fortuner yang dibuat oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, tidak hanya dijual untuk pasar domestik, melainkan juga diekspor ke beberapa negara di Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Namun, karena menggunakan mesin diesel berkode 1GD yang terbukti tidak memenuhi standar output kinerja mesin, Fortuner buatan Indonesia harus menahan diri untuk tidak berlayar ke luar negeri.

Skandal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan: bagaimana bisa Toyota, yang dikenal sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi kualitas dan keandalan produknya, melakukan kesalahan fatal seperti ini? Apakah Toyota sengaja memalsukan hasil uji sertifikasi mesin dieselnya, ataukah ada faktor lain yang menyebabkan penyimpangan ini? Dan yang lebih penting, bagaimana dampak skandal ini bagi konsumen, khususnya di Indonesia?

Toyota Mengaku Salah

Toyota sendiri tidak menutup-nutupi skandal ini. Pada Senin, 29 Januari 2024, Toyota mengeluarkan siaran pers yang mengakui adanya masalah pada uji sertifikasi mesin diesel yang diproduksi oleh TICO. Toyota menjelaskan bahwa masalah ini terkuak saat dilakukan pengujian horsepower pada tiga mesin diesel buatannya, yaitu 1GD, 2GD, dan 1AD. Ketiga mesin ini digunakan oleh 10 mobil Toyota yang dijual di berbagai negara, termasuk Fortuner, Hilux, Land Cruiser, Prado, Hiace, dan Innova.

- Advertisement -

Toyota mengatakan bahwa hasil pengujian horsepower mesin-mesin tersebut tidak sesuai dengan data yang disampaikan kepada pihak berwenang di Jepang. Dengan kata lain, mesin-mesin tersebut tidak sekuat yang diklaim oleh Toyota. Toyota mengaku tidak tahu pasti penyebab penyimpangan ini, tetapi menduga ada kesalahan dalam proses pengukuran atau perhitungan horsepower. Toyota juga menegaskan bahwa tidak ada niat jahat atau manipulasi data di balik skandal ini.

Toyota mengaku telah memverifikasi ulang kendaraan yang diproduksi massal di pabriknya, serta memastikan bahwa mesin dan kendaraan yang terkena dampak itu telah memenuhi standar emisi dan konsumsi bahan bakar yang berlaku di masing-masing negara. Namun, sebagai langkah antisipasi, Toyota memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin diesel yang terdampak penyimpangan sertifikasi ini. Toyota juga memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman kendaraan yang dilengkapi mesin diesel yang terdampak penyimpangan ini.

Toyota mengaku akan memberikan penjelasan rinci kepada pihak berwenang dan segera mengambil tindakan tepat, termasuk melakukan pengujian di hadapan saksi jika diperlukan. Toyota juga berjanji akan meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian kualitasnya, serta mengambil langkah-langkah pencegahan agar skandal serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Fortuner Buatan Indonesia Jadi Korban

Dari 10 mobil Toyota yang terdampak skandal ini, Fortuner buatan Indonesia menjadi salah satu yang paling merasakan dampaknya. Pasalnya, Fortuner merupakan salah satu produk unggulan Toyota di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Fortuner juga merupakan salah satu mobil yang paling laris di Indonesia, dengan penjualan mencapai 42.000 unit pada tahun 2023, atau naik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Fortuner buatan Indonesia menggunakan mesin diesel 1GD, yang memiliki kapasitas 2.800 cc dan tenaga 177 PS. Mesin ini diklaim sebagai mesin diesel terbaik di kelasnya, dengan fitur-fitur canggih seperti Variable Nozzle Turbocharger (VNT), Intercooler, Common Rail System, dan Exhaust Gas Recirculation (EGR). Mesin ini juga diklaim sebagai mesin diesel yang ramah lingkungan, dengan emisi yang rendah dan konsumsi bahan bakar yang efisien.

- Advertisement -

Namun, setelah skandal ini terbongkar, reputasi mesin diesel 1GD menjadi tercoreng. Konsumen yang sudah membeli atau berencana membeli Fortuner buatan Indonesia tentu saja merasa khawatir dan kecewa. Apakah mesin diesel 1GD benar-benar sebagus yang diiklankan oleh Toyota? Apakah mesin diesel 1GD aman dan andal untuk digunakan? Apakah mesin diesel 1GD akan menimbulkan masalah atau kerusakan di kemudian hari?

TMMIN, sebagai produsen Fortuner buatan Indonesia, berusaha menenangkan konsumen dengan memberikan klarifikasi dan jaminan. Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam menyatakan bahwa Fortuner buatan Indonesia tidak bermasalah dan tetap memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Toyota. Bob Azam juga menegaskan bahwa Fortuner buatan Indonesia tidak terpengaruh oleh skandal ini, karena mesin diesel 1GD yang diproduksi oleh TICO untuk TMMIN sudah lolos uji sertifikasi di Indonesia.

Bob Azam menjelaskan bahwa skandal ini hanya berdampak pada Fortuner buatan Indonesia yang diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah, yang memiliki standar uji sertifikasi yang berbeda dengan Indonesia. Oleh karena itu, TMMIN sementara ini menghentikan pengiriman Fortuner ke beberapa negara di Timur Tengah sambil menunggu konfirmasi lebih lanjut dari otoritas negara-negara yang terdampak. Sementara itu, untuk pasar domestik, TMMIN tetap melanjutkan produksi dan penjualan Fortuner tanpa hambatan.

- Advertisement -

Bob Azam juga menjamin bahwa TMMIN akan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen yang sudah membeli atau berencana membeli Fortuner buatan Indonesia. TMMIN akan memberikan informasi yang transparan dan akurat tentang produknya, serta memberikan layanan purna jual yang prima. TMMIN juga akan terus berkoordinasi dengan Toyota untuk mengikuti perkembangan skandal ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Skandal yang Membuat Malu

Skandal mesin diesel Toyota ini bukanlah skandal pertama yang menimpa perusahaan otomotif raksasa ini. Pada tahun 2009-2010, Toyota juga pernah mengalami skandal yang disebut sebagai “unintended acceleration”, yaitu masalah pada pedal gas yang macet atau tersangkut, sehingga menyebabkan mobil melaju dengan kecepatan tinggi tanpa bisa dihentikan. Skandal ini menewaskan 89 orang dan melukai ribuan orang di Amerika Serikat. Toyota harus menarik kembali 9 juta mobil di seluruh dunia dan membayar denda sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Skandal-skandal ini menunjukkan bahwa Toyota, meskipun memiliki reputasi yang baik di mata konsumen, ternyata tidak luput dari kesalahan dan kelemahan. Toyota, seperti halnya perusahaan lain, juga bisa melakukan kesalahan yang berakibat fatal, baik karena kelalaian, ketidaktelitian, atau bahkan kesengajaan. Toyota, sebagai perusahaan yang mengusung filosofi “kaizen” atau perbaikan berkelanjutan, seharusnya bisa belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

Skandal-skandal ini juga menunjukkan bahwa konsumen, sebagai pihak yang paling berhak mendapatkan produk yang berkualitas dan aman, harus lebih kritis dan waspada terhadap klaim-klaim yang dibuat oleh produsen.

Topik:
Share This Article