Terungkap! Rahasia di Balik Asal-Usul Pistol yang Tak Pernah Diketahui Sebelumnya!

Alvin Karunia By Alvin Karunia
11 Min Read
skull and crossbones, skull, scary
Photo by 51581 on Pixabay

Pistol, senjata api genggam yang sering kita lihat di film-film aksi, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Dari mana asalnya? Bagaimana perkembangannya? Apa saja rahasia di baliknya? Simak ulasan berikut ini!

Meriam-tangan dari China

Asal-usul pistol tidak lepas dari penemuan bubuk mesiu di China, yang diperkirakan terjadi sekitar abad ke-9 Masehi. Bubuk mesiu awalnya digunakan untuk kembang api, tetapi kemudian dimanfaatkan untuk membuat senjata api berbentuk meriam-tangan (hand cannon).

Meriam-tangan adalah tabung logam yang diisi dengan bubuk mesiu dan proyektil, seperti batu, besi, atau timah.

Meriam-tangan dioperasikan oleh minimal dua orang, satu yang memegangnya di depan dada dan satu yang menyulut api. Prinsip kerjanya mirip dengan meriam, hanya saja lebih kecil dan ringan.

- Advertisement -

Bukti paling awal dari meriam-tangan adalah gambaran artistik dari tokoh yang menghunus senjata api, ditemukan di sebuah gua di Sichuan, China, dari abad ke-12.

Meriam-tangan tertua yang masih utuh terbuat dari perunggu tahun 1288, yang ditemukan di situs Distrik Acheng, Heilongjiang, China.

Pistolet dari Eropa

Meriam-tangan kemudian menyebar ke Eropa melalui Jalur Sutra, sebuah jalur perdagangan antara Timur dan Barat. Di Eropa, meriam-tangan disebut dengan berbagai nama, tergantung dari bahasa dan daerahnya.

Salah satu nama yang populer adalah pistolet, yang berasal dari bahasa Prancis pada 1550. Nama ini diduga berasal dari kata pistolese, yang merujuk pada kota Pistoia di Italia, tempat senjata api genggam diproduksi pada era Renaisans.

Nama lain yang sering digunakan adalah píšťala, yang berasal dari bahasa Ceko. Nama ini diadopsi dari bahasa Jerman, seperti pitschale, pitschole, atau petsole, yang berarti meriam-tangan yang digunakan dalam Perang Hussit atau Perang Bohemian pada 1420-an.

- Advertisement -

Wheellock, Snaphaunce, dan Flintlock

Di Eropa, meriam-tangan mengalami berbagai modifikasi dan penyempurnaan, terutama pada sistem pemantiknya.

Sistem pemantik awal yang digunakan adalah matchlock, yaitu menggunakan sumbu api yang dijepit di kepala tangkai logam berbentuk huruf “S”.

Saat trigger ditarik, sumbu api akan mematuk cawan kecil berisi mesiu, yang kemudian menyulut mesiu di dalam laras.

- Advertisement -

Sistem ini memiliki beberapa kelemahan, seperti mudah meletup tanpa sengaja, sulit dipakai dalam cuaca basah, dan lambat dalam menembak.

Oleh karena itu, para perancang senjata mencari sistem pemantik yang lebih aman dan cepat, yaitu menggunakan batu api (flint) sebagai penghasil percikan api.

Salah satu sistem yang pertama kali menggunakan batu api adalah wheellock, yang diciptakan oleh Johann Kiefuss dari Nuenberg, Jerman, pada 1517.

Sistem wheellock mirip dengan pemantik korek api gas sekarang. Tarikan trigger akan membuat striker arm (tangkai penjepit) batu api jatuh pada cawan mesiu.

Roda bergerigi di bawah cawan kemudian berputar dan menggerus batu api. Percikan api akan membakar mesiu dan tersulutlah mesiu di dalam laras.

Pistol jenis wheellock bisa dioperasikan hanya dengan satu tangan, sehingga lebih praktis dan mudah dibawa.

Namun, biaya pembuatannya mahal, sehingga hanya diberikan pada perwira atau orang kaya. Wheellock bertahan hingga abad ke-18, sebelum digantikan oleh sistem yang lebih sederhana dan murah.

Sistem yang menggantikan wheellock adalah snaphaunce, yang muncul pertama kali pada 1570. Sistem ini masih menggunakan batu api, tetapi mengganti roda bergigi dengan tangkai bergigi yang digerakkan oleh per daun.

Beberapa literatur menyebut pengguna pertamanya adalah orang Eropa utara, seperti Belanda atau Skotlandia.

Nama snaphaunce kemungkinan berasal dari kata schnapp hahn, yang berarti patukan ayam jago dalam bahasa Jerman.

Nama ini menggambarkan gerakan striker arm batu api yang mirip dengan patukan ayam jago. VOC memperkenalkan senjata jenis ini ke Jawa, dan di sini disebut sebagai senapan.

Sistem snaphaunce kemudian disempurnakan oleh seorang Prancis bernama Marin le Bourgeoys, yang memperkenalkan ciptaannya pada 1612.

Dia tidak banyak mengubah mekanisme pada snaphaunce, hanya memadukan fungsi tangkai penggerus dengan tutup cawan mesiu. Sistem ini disebut sebagai flintlock, dan menjadi populer di kalangan militer Eropa.

Model flintlock paling terkenal adalah Brown Bess Flintlock, yang dibuat pada 1700-an. Jenis yang satu ini bisa menembak dua sampai lima kali per menit, dengan akurasi yang lumayan meningkat. Flintlock adalah jenis terakhir yang menggunakan batu api sebagai pemantik.

Percussion Cap dan Revolver

Pada awal abad ke-19, sistem pemantik yang baru ditemukan adalah percussion cap (pemukul topi), yang diciptakan oleh Alexander John Forsyth, seorang pastor Skotlandia, pada 1805.

Sistem ini menggunakan sebuah topi logam kecil yang berisi bahan peledak, yang dipasang di belakang laras.

Saat trigger ditarik, sebuah palu akan memukul topi tersebut, yang kemudian meledak dan menyulut mesiu di dalam laras. Sistem ini lebih aman, cepat, dan tahan air daripada sistem batu api.

Sistem ini juga menjadi dasar untuk pembuatan peluru atau cartridge, yang menggabungkan proyektil, mesiu, dan pemantik dalam satu paket.

Sistem percussion cap juga memicu pembuatan senjata genggam dengan peluru dalam silinder putar atau revolver.

Revolver pertama yang menggunakan sistem ini adalah Colt Paterson, yang diciptakan oleh Samuel Colt pada 1836. Colt terinspirasi oleh senjata jenis flintlock revolver yang dibuat oleh Elisha Haydon Collier dari Boston pada 1814.

Revolver Colt Paterson memiliki lima peluru dalam silindernya, yang bisa diputar secara otomatis saat trigger ditarik. Senjata ini menjadi populer di Amerika, terutama di kalangan penjelajah, peternak, dan tentara.

Revolver Colt Paterson juga menjadi cikal bakal dari berbagai jenis revolver yang berkembang hingga sekarang.

Pistol Bermagasin

Selain revolver, jenis senjata genggam yang juga berkembang adalah pistol bermagasin, yang menggunakan sebuah magasin atau klip untuk menyimpan peluru.

Magasin bisa dipasang di bawah, di belakang, atau di atas laras. Pistol bermagasin pertama yang sukses adalah Mauser C96, yang dibuat oleh Paul Mauser dari Jerman pada 1896.

Pistol Mauser C96 memiliki magasin di belakang laras, yang bisa menampung sepuluh peluru. Pistol ini menggunakan sistem blowback, yaitu menggunakan tekanan gas dari ledakan mesiu untuk menggerakkan laras dan mengeluarkan selongsong peluru. Pistol ini juga bisa dipasang dengan popor kayu, sehingga bisa berfungsi sebagai karabin.

Pistol bermagasin kemudian mengalami berbagai penyempurnaan, terutama pada sistem pengisian peluru, sistem penguncian laras, dan sistem penembakan.

Salah satu pistol bermagasin yang paling terkenal adalah Luger P08, yang dibuat oleh Georg Luger dari Jerman pada 1908.

Pistol Luger P08 menggunakan sistem toggle-lock, yaitu menggunakan sebuah engsel yang membuka dan menutup laras saat menembak. Pistol ini juga menggunakan peluru 9 mm Parabellum, yang tentangnya menjadi standar di banyak negara.

Pistol Luger P08 digunakan oleh tentara Jerman selama Perang Dunia I dan II. Pistol ini juga menjadi inspirasi bagi John Browning, seorang perancang senjata dari Amerika, untuk membuat pistol M1911.

Pistol M1911 menggunakan sistem short-recoil, yaitu menggunakan tekanan gas dari ledakan mesiu untuk menggerakkan laras dan mengeluarkan selongsong peluru.

Pistol M1911 menjadi standar militer Amerika selama 74 tahun, dari 1911 hingga 1985. Pistol ini juga menjadi dasar bagi berbagai jenis pistol modern, seperti Glock, Beretta, dan Sig Sauer.

Pistol Modern

Pistol modern memiliki berbagai fitur yang lebih canggih dan aman, seperti sistem penguncian laras yang lebih kuat, sistem penembakan yang lebih cepat, dan sistem pengaman yang lebih baik. Beberapa pistol modern juga menggunakan bahan yang lebih ringan dan tahan lama, seperti polimer dan titanium.

Salah satu pistol modern yang paling terkenal adalah Glock, yang dibuat oleh Gaston Glock dari Austria pada 1982. Pistol Glock menggunakan bahan polimer untuk rangka dan baja untuk laras.

Pistol ini juga menggunakan sistem safe action, yaitu memiliki tiga sistem pengaman yang bekerja secara otomatis saat menembak.

Pistol Glock menjadi populer di kalangan militer dan polisi di banyak negara, termasuk Indonesia. Keunggulan Glock adalah ringan, tahan lama, mudah dipakai, dan memiliki kapasitas peluru yang banyak.

Glock juga memiliki berbagai model dan kaliber, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Pistol, senjata api genggam yang sering kita lihat di film-film aksi, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Dari meriam-tangan di China, pistolet di Eropa, hingga Glock di Austria, pistol telah mengalami berbagai modifikasi dan penyempurnaan.

Namun, di balik perkembangannya, pistol tetap merupakan alat yang berbahaya jika digunakan tanpa pengetahuan dan keterampilan yang cukup.

Oleh karena itu, penggunaan pistol harus selalu diawasi dan diatur oleh hukum, agar tidak disalahgunakan dan menimbulkan kerugian.

Demikianlah ulasan tentang asal-usul pistol. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda tentang sejarah dan perkembangan senjata api genggam.

Selalu ingat, senjata api bukanlah mainan, melainkan alat yang harus digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Terima kasih telah membaca!

Share This Article