Tiongkok: Negara Adikuasa atau Negara Adik Usaha?

zajpreneur By zajpreneur
10 Min Read
Tiongkok: Negara Adikuasa atau Negara Adik Usaha?
Tiongkok: Negara Adikuasa atau Negara Adik Usaha?

Kekuatan lunak (soft power) adalah kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi negara-negara lain melalui daya tarik budaya, ideologi, dan diplomasi, tanpa menggunakan ancaman atau paksaan.

Kekuatan lunak merupakan salah satu faktor penting yang menentukan posisi suatu negara sebagai negara adikuasa, karena dapat meningkatkan citra dan pengaruh negara tersebut di mata dunia.

Tiongkok telah berusaha untuk meningkatkan kekuatan lunaknya melalui berbagai cara, seperti mempromosikan budaya dan bahasa Tionghoa, menyelenggarakan acara-acara olahraga dan seni, memberikan bantuan dan investasi kepada negara-negara berkembang, serta berpartisipasi dalam organisasi-organisasi internasional.

Tiongkok juga telah meluncurkan inisiatif Belt and Road, yang bertujuan untuk membangun jaringan infrastruktur dan kerjasama ekonomi antara Tiongkok dan lebih dari 60 negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.

- Advertisement -

Namun, kekuatan lunak Tiongkok juga masih lemah dan terbatas, dibandingkan dengan Amerika Serikat atau negara-negara Barat lainnya.

Tiongkok masih kurang memiliki daya tarik budaya yang universal, karena budaya dan nilai-nilai Tionghoa seringkali dianggap asing dan sulit dipahami oleh orang-orang non-Tionghoa.

Tiongkok juga masih kurang memiliki ideologi yang menarik dan dapat diterima oleh negara-negara lain, karena sistem politik dan sosial Tiongkok seringkali dianggap otoriter dan tidak demokratis.

Tiongkok juga masih kurang memiliki diplomasi yang efektif dan dapat dipercaya, karena kebijakan luar negeri Tiongkok seringkali dianggap agresif dan mengancam kedaulatan negara-negara lain.

Selain itu, Tiongkok juga menghadapi kritik dan kecurigaan dari negara-negara lain, terutama yang terkait dengan isu-isu seperti hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan pers, dan keadilan sosial.

- Advertisement -

Tiongkok juga menghadapi tantangan dalam membangun citra positif dan meningkatkan pengaruhnya di dunia internasional, karena banyak negara yang merasa terancam atau tidak nyaman dengan kebangkitan Tiongkok.

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Tiongkok memiliki potensi untuk menjadi negara adikuasa, tetapi masih menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang perlu diatasi.

Tiongkok perlu melakukan reformasi dan perubahan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, militer, dan kekuatan lunak, agar dapat diterima dan dihormati oleh negara-negara lain sebagai negara adikuasa.

- Advertisement -

Namun, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa menjadi negara adikuasa bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai oleh suatu negara.

Tujuan akhir yang seharusnya adalah menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyatnya, serta berkontribusi positif bagi perdamaian dan kemajuan dunia.

Oleh karena itu, Tiongkok seharusnya tidak terlalu fokus pada ambisi menjadi negara adikuasa, melainkan lebih fokus pada upaya meningkatkan kualitas hidup rakyatnya dan membangun hubungan yang baik dengan negara-negara lain.

Demikianlah artikel ini kami tutup dengan kutipan dari Sun Tzu, seorang filsuf dan strategi militer Tiongkok kuno: “Kemenangan terbaik adalah memenangkan pertempuran tanpa berperang.”

Semoga Tiongkok dan Amerika Serikat, serta negara-negara lain, dapat memahami dan menerapkan hikmah dari kutipan ini dalam hubungan dan interaksi mereka di dunia internasional. Terima kasih telah membaca dan semoga bermanfaat!

Demikian Kisanak.

Sumber :

  • “China to overtake US as world’s biggest economy by 2028, report predicts” – The Guardian, 26 Desember 2019.
  • “China’s Military Power: A Net Assessment” – United States Department of Defense, 2020.
  • “China’s Soft Power in Africa: Opportunities and Challenges” – The Diplomat, 22 Oktober 2021.
  • “What Makes a Country a Superpower?” – Investopedia, 22 Januari 2022.
Share This Article