jlk – Sariawan, sebuah masalah umum yang sering mengganggu banyak orang, menjadi perhatian karena dampaknya yang meresahkan.
Ditandai dengan adanya luka berwarna putih atau kuning di dalam mulut, seperti di lidah, pipi, gusi, atau bibir, sariawan seringkali menyebabkan sensasi nyeri, perih, atau gatal terutama saat makan, minum, atau berbicara.
Penyebab munculnya sariawan dapat bervariasi, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih serius. Pertumbuhan jamur, khususnya jamur Candida albicans, menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan sariawan, terutama pada bayi dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Selain itu, luka di dalam mulut akibat berbagai hal seperti menggigit lidah atau pipi secara tidak sengaja, menyikat gigi terlalu keras, atau pemakaian kawat gigi juga dapat menjadi pemicu sariawan.
Sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat stres, kurang tidur, kelelahan, penyakit autoimun, HIV/AIDS, atau kemoterapi juga meningkatkan risiko terjadinya sariawan.
Asupan nutrisi yang kurang, seperti vitamin B kompleks, vitamin C, zat besi, asam folat, dan zinc, juga dapat memicu munculnya sariawan.
Selain itu, alergi terhadap makanan tertentu seperti kacang-kacangan, cokelat, telur, atau makanan dengan rasa pedas, asin, atau asam juga dapat menjadi pemicu sariawan.
Fluktuasi hormon selama menstruasi, kehamilan, atau menopause juga dapat berkontribusi pada munculnya sariawan.
Faktor keturunan pun tidak bisa diabaikan, karena sariawan dapat diturunkan dari orang tua ke anak, terutama jika salah satu atau kedua orang tua sering mengalaminya.
Meskipun umumnya sariawan dapat sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu, namun jika mengganggu aktivitas sehari-hari, pengobatan dapat diperlukan.
Salep atau gel sariawan, berkumur dengan air garam atau soda kue, atau mengonsumsi obat pereda nyeri merupakan beberapa cara yang dapat dicoba. Penggunaan obat-obatan alami seperti yoghurt, madu, minyak kelapa, atau hidrogen peroksida juga dapat membantu.
Namun, jika sariawan tidak kunjung sembuh setelah lebih dari 6 minggu, menyebar ke seluruh mulut, disertai demam, nyeri sendi, atau diare, atau menyebabkan kesulitan makan, minum, atau berbicara, segera konsultasikan dengan dokter.
Sariawan yang berkepanjangan atau parah dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kanker mulut, lupus, atau penyakit Crohn.
Meskipun sariawan tidak membahayakan, namun dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, pencegahan menjadi hal yang penting.
Menjaga kebersihan mulut, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, menghindari makanan pemicu alergi atau iritasi, serta mengelola stres adalah langkah-langkah yang dapat membantu mencegah munculnya sariawan.
Rutin memeriksakan kesehatan mulut ke dokter gigi juga penting untuk mendeteksi dan mencegah masalah kesehatan mulut lebih lanjut.