Tragedi di Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah: Kronologi, Respons, dan Implikasi

zajpreneur By zajpreneur
2 Min Read
person's left hand covered with red glitters
Photo by Javardh on Unsplash

jlk – Pada Jumat, 23 Februari 2024, sebuah tragedi mengguncang Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah di Mojo, Kediri, Jawa Timur.

Seorang santri berusia 14 tahun bernama Bintang Balqis Maulana ditemukan tewas dengan dugaan dianiaya oleh empat seniornya.

Bintang Balqis Maulana, korban dalam peristiwa tragis ini, adalah seorang santri yang duduk di kelas 8 SMP sederajat.

Dia berasal dari Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi.

- Advertisement -

Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, tempat kejadian ini berlangsung, ternyata tidak memiliki izin resmi.

Meskipun telah berdiri sejak tahun 2014, pesantren ini hanya memiliki 74 santri putri dan 19 santri putra.

Empat tersangka yang diduga terlibat dalam penganiayaan ini telah ditangkap oleh Kepolisian Resor Kediri Kota.

Penangkapan ini dilakukan setelah pihak kepolisian mendapatkan laporan dari keluarga korban. Pihak kepolisian menduga, penganiayaan kepada korban dilakukan berulang kali.

Diduga, terjadi kesalahpahaman antara pelaku dan korban, sehingga terjadi penganiayaan berulang.

- Advertisement -

Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dengan meminta keterangan dari pihak pesantren dan dokter yang memeriksa jenazah.

Pelaku yang merupakan senior Bintang disebut panik hingga diam-diam tinggalkan pesantren. Melihat kondisi Bintang yang kritis, pelaku membawanya ke dokter.

Insiden ini menimbulkan implikasi sosial dan hukum yang signifikan. Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan anak, khususnya di lingkungan pendidikan.

- Advertisement -

Selain itu, kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi terhadap lembaga pendidikan keagamaan.

Tragedi ini telah menimbulkan dampak yang mendalam bagi masyarakat dan lembaga pendidikan keagamaan.

Insiden ini telah menyoroti masalah kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan pentingnya perlindungan bagi anak-anak dan remaja.

Dalam menghadapi tragedi ini, kita semua harus berkomitmen untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan memastikan bahwa lembaga pendidikan adalah tempat yang aman dan mendukung bagi semua anak dan remaja.

Demikian Kisanak.

Share This Article