Kisanak, Dunia properti adalah dunia yang penuh dengan peluang dan tantangan. Peluangnya, properti adalah salah satu sektor yang berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Tantangannya, properti juga menjadi sumber masalah sosial, lingkungan, dan ketimpangan. Bagaimana cara mencari solusi untuk mewujudkan dunia properti yang bersih dan berkeadilan?
Properti dan Perekonomian
Properti adalah salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor properti tetap tumbuh positif pada masa pandemi Covid-19 yang hanya melambat tumbuh pada kuartal 2 tahun 2020 sampai kuartal 1 tahun 2021 dan mulai naik pada kuartal 2 tahun 2021.
Hal ini disebabkan karena masih berjalannya stimulan pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pemerintah memberikan insentif berupa bebas PPN 100 persen untuk pembelian rumah sampai Rp2 miliar dan 50 persen untuk pembelian rumah dengan harga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar sebagaimana diatur pada PMK No.
103/PMK.010/2021 tentang PPN atas penyerahan rumah tapak dan unit rusun yang ditanggung Pemerintah. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan pembiayaan perumahan melalui program FLPP, SBUM, BP2BT, dan Tapera.
Namun, apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah cukup untuk mendorong sektor properti? Apakah sudah berkontribusi secara optimal untuk perekonomian nasional? Apakah sektor properti sudah memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat?
Properti dan Ketimpangan
Properti adalah salah satu sektor yang menjadi sumber ketimpangan sosial dan ekonomi. Menurut data BPS, rasio Gini Indonesia pada Maret 2021 adalah 0,375, yang menunjukkan tingkat ketimpangan yang masih tinggi.
Salah satu faktor penyebab ketimpangan adalah ketidakadilan dalam pemilikan dan penggunaan lahan.
Lahan adalah sumber daya yang terbatas dan strategis. Lahan adalah tempat untuk membangun rumah, kantor, pabrik, pertanian, dan lain-lain.
Lahan juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun, lahan seringkali dikuasai oleh segelintir orang atau kelompok yang memiliki modal besar. Mereka membeli, menyewa, atau menguasai lahan dengan harga murah, kemudian menjualnya dengan harga tinggi.
Mereka juga memanfaatkan lahan untuk kepentingan bisnis atau spekulasi, tanpa memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak memiliki akses atau kesempatan untuk memiliki atau menggunakan lahan. Banyak masyarakat yang terpaksa tinggal di permukiman kumuh, padat, dan tidak layak huni.
Banyak masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam, berdagang, atau berusaha. Banyak yang menjadi korban pembebasan lahan yang tidak adil, tidak transparan, dan tidak berpihak pada kepentingan publik.
Properti dan Lingkungan
Properti adalah salah satu sektor yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Pembangunan properti seringkali mengorbankan lingkungan hidup.
Lahan-lahan hijau, hutan, sawah, danau, sungai, dan pantai, diubah menjadi lahan beton, gedung, jalan, dan mall. Pembangunan properti juga menghasilkan limbah, polusi, dan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Perubahan iklim adalah ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Perubahan iklim menyebabkan bencana alam yang semakin sering dan parah, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan gelombang panas.
Perubahan iklim juga menyebabkan kenaikan permukaan air laut, penurunan kualitas air, penurunan produktivitas pertanian, dan penyebaran penyakit.
Bagaimana cara mengatasi dampak negatif properti terhadap lingkungan? Bagaimana cara membangun properti yang ramah lingkungan? Bagaimana cara mengadaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang disebabkan oleh properti?
Properti dan Solusi
Properti adalah dunia yang penuh dengan peluang dan tantangan. Properti adalah sektor yang berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, properti juga menjadi sumber masalah sosial, lingkungan, dan ketimpangan. Bagaimana cara mencari solusi untuk mewujudkan dunia properti yang bersih dan berkeadilan?
Solusi pertama adalah melakukan reforma agraria. Reforma agraria adalah proses redistribusi lahan kepada rakyat, khususnya petani, nelayan, dan masyarakat adat, yang selama ini tidak memiliki atau kekurangan lahan.
Reforma agraria bertujuan untuk memberikan keadilan sosial, ekonomi, dan politik, serta meningkatkan kesejahteraan dan kedaulatan rakyat.
Solusi kedua adalah menerapkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pembangunan ekonomi berkelanjutan harus berwawasan lingkungan (pro-environment), mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth), mengentaskan kemiskinan (pro-poor), dan membuka lapangan kerja (pro-job).
Solusi ketiga adalah mengedepankan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan properti.
Partisipasi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas, relevansi, dan akuntabilitas pembangunan properti. Partisipasi masyarakat juga dapat meningkatkan penerimaan, kesiapan, dan manfaat masyarakat terhadap properti.
Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, kita dapat menciptakan dunia properti yang bersih dan berkeadilan.
Dunia properti yang tidak hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang atau kelompok, tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Dunia ini tidak hanya menghasilkan gedung-gedung megah, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Dunia properti yang tidak hanya mengandalkan kebijakan pemerintah, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat. Dunia properti yang menjadi solusi, bukan masalah, Demikian Kisanak..!